Pola
Dasar Kalimat bahasa Indonesia
1. Pengertian
Kalimat yaitu
rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan. Kalimat merupakan
satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara
lisan maupun tulisan. Pada kalimat sekurang kurangnya harus memiliki subjek (S)
dan predikat (P). Bila tidak memiliki subjek dan predikat maka bukan disebut
kalimat tetapi disebut frasa. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara
naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir.
Dalam wujud tulisan berhuruf latin kalimat dimulaidengan huruf kapital dan
diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?) dan tanda seru (!).
2. Unsur-Unsur Kalimat
Dalam menuliskan
kalimat dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar maka kita harus ketahui
unsur-unsur yang biasanya dipakai dalam sebuah kalimat. Dalam bahasa Indonesia
digunakan aturan SPO atau SPOK (Subjek, Predikat, Objek atau Subjek, Predikat,
Objek, Keterangan).
Berikut beberapa unsur kalimat.
2.1 Subjek (S)
Subjek adalah unsur
pokok yang terdapat pada sebuah kalimat di samping unsur predikat. Dengan
mengetahui ciri-ciri subjek secara lebih terperinci, kalimat yang dihasilkan
dapat terpelihara strukturnya.
Ciri-ciri subjek
sebagai berikut.
Jawaban
atas Pertanyaan Apa atau Siapa
Penentuan subjek dapat dilakukan dengan mencari jawaban atas pertanyaan apa atau siapayang
dinyatakan dalam suatu kalimat. Untuk subjek kalimat yang berupa manusia,
biasanya digunakan kata tanya siapa.
Contoh : Siwon adalah seorang aktor dan penyanyi.
Disertai
Kata Itu
Kebanyakan subjek dalam bahasa Indonesia
bersifat takrif (definite). Untuk menyatakan takrif, biasanya digunakan
kata itu. Subjek yang sudah takrif misalnya nama orang, nama
negara, instansi, atau nama diri lain tidak disertai kata itu.
Contoh : Buku itu dibeli oleh Kimbum.
Didahului
Kata Bahwa
Di dalam kalimat pasif kata bahwa merupakan
penanda bahwa unsur yang menyertainya adalah anak kalimat pengisi fungsi
subjek. Di samping itu, kata bahwa juga merupakan penanda
subjek yang berupa anak kalimat pada kalimat yang menggunakan kata adalah atau ialah.
Contoh :
o Bahwa pengurus
SEMA harus segera dibentuk pada rapat hari ini.
·
Saya mengatakan bahwa Super Junior adalah
boyband favoritku.
Mempunyai
Keterangan Pewatas Yang
Kata yang menjadi subjek suatu kalimat
dapat diberi keterangan lebih lanjut dengan menggunakan penghubung yang.
Keterangan ini dinamakan keterangan pewatas.
Contoh : Mahasiswa yang ingin lulus harus
mengikuti ujian.
Tidak
Didahului Preposisi
Subjek tidak didahului preposisi, seperti dari, dalam, di, ke, kepada, pada.
Orang sering memulai kalimat dengan menggunakan kata-kata seperti itu sehingga
menyebabkan kalimat-kalimat yang dihasilkan tidak bersubjek.
Berupa
Nomina atau Frasa Nominal
Subjek kebanyakan berupa nomina atau frasa
nominal. Di samping nomina, subjek dapat berupa verba atau adjektiva, biasanya,
disertai kata penunjuk itu.
Contoh : Bermain itu
menyenangkan.
2.3 Predikat
(P)
Predikat juga
merupakan unsur utama suatu kalimat di samping subjek. Predikat berfungsi
menjelaskan subjek.
Ciri-ciri predikat
adalah sebagai berikut.
Jawaban
atas Pertanyaan Mengapa atau Bagaimana
Dilihat dari segi makna, bagian kalimat
yang memberikan informasi atas pertanyaan mengapaatau bagaimana adalah
predikat kalimat. Pertanyaan sebagai apa atau jadi apa dapat
digunakan untuk menentukan predikat yang berupa nomina penggolong
(identifikasi). Kata tanya berapadapat digunakan untuk menentukan
predikat yang berupa numeralia (kata bilangan) atau frasa numeralia.
Contoh :
o Gadis
itu cantik.
o Harga
buku itu sepuluh ribu rupiah.
Kata Adalah atau Ialah
Predikat kalimat dapat berupa kata adalah atau ialah.
Predikat itu terutama digunakan jika subjek kalimat berupa unsur yang panjang
sehingga batas antara subjek dan pelengkap tidak jelas.
Contoh : Justin Bieber adalah penyanyi favoritku
Dapat
Diingkarkan
Predikat dalam bahasa Indonesia mempunyai
bentuk pengingkaran yang diwujudkan oleh katatidak. Bentuk
pengingkaran tidak ini digunakan untuk predikat yang berupa
verba atau adjektiva. Di samping tidak sebagai penanda
predikat, kata bukan juga merupakan penanda predikat yang
berupa nomina atau predikat kata merupakan.
Contoh : Kamu tidak hadir dalam rapat
kemarin.
Dapat
Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas
Predikat kalimat yang berupa verba atau
adjektiva dapat disertai kata-kata aspek seperti telah,sudah, sedang, belum,
dan akan. Kata-kata itu terletak di depan verba atau adjektiva.
Kalimat yang subjeknya berupa nomina bernyawa dapat juga disertai modalitas,
kata-kata yang menyatakan sikap pembicara (subjek), seperti ingin, hendak,
dan mau.
Contoh : Obama akan datang ke Indonesia.
Unsur
Pengisi Predikat
Predikat suatu kalimat dapat berupa:
o Kata,
misalnya verba, adjektiva, atau nomina.
o Frasa,
misalnya frasa verbal, frasa adjektival, frasa nominal, frasa numeralia
(bilangan).
2.4 Objek
(O)
Objek yaitu keterangan
predikat yang memiliki hubungan erat dengan predikat. Unsur kalimat ini
bersifat wajib dalam susunan kalimat aktif transitif yaitu kalimat yang sedikitnya
mempunyai tiga unsur utama, subjek, predikat, dan objek. Predikat yang berupa
verba intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-)
tidak memerlukan objek, sedangkan verba transitif yang memerlukan objek
kebanyakan berawalan me-.
Ciri-ciri objek
sebagai berikut.
Langsung
di Belakang Predikat
Objek hanya memiliki tempat di belakang
predikat, tidak pernah mendahului predikat.
Contoh : Sinta memberikan Jojo komputer baru.
Dapat
Menjadi Subjek Kalimat Pasif
Objek yang hanya terdapat dalam kalimat
aktif dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif
ditandai dengan perubahan unsur objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam
kalimat pasif yang disertai dengan perubahan bentuk verba predikatnya.
Contoh : Keju itu dimakan tikus.
Tidak
Didahului Preposisi
Objek yang selalu menempati posisi di
belakang predikat tidak didahului preposisi. Dengan kata lain, di antara
predikat dan objek tidak dapat disisipkan preposisi.
Contoh : Dia mengirimi saya bunga mawar.
Didahului
Kata Bahwa
Anak kalimat pengganti nomina ditandai
oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi unsur objek
dalam kalimat transitif.
2.5 Pelengkap
(Pel.)
Pelengkap merupakan
unsur kalimat yang dapat bersifat wajib ada karena melengkapi makna verba
predikat kalimat.
Pelengkap dan objek
memiliki kesamaan. Kesamaan itu ialah kedua unsur kalimat ini :
o Bersifat
wajib ada karena melengkapi makna verba predikat kalimat.
o Menempati
posisi di belakang predikat.
o Tidak
didahului preposisi.
Perbedaannya terletak
pada kalimat pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika
terdapat objek dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek
kalimat pasif, bukan pelengkap.
Berikut ciri-ciri
pelengkap.
Di
Belakang Predikat
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang predikat,
sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu objek.
Contohnya terdapat pada kalimat berikut.
o Diah
mengirimi saya buku baru.
o Mereka
membelikan ayahnya sepeda baru.
Unsur kalimat buku baru, sepeda
baru di atas berfungsi sebagai pelengkap dan tidak mendahului
predikat.
Tidak
Didahului Preposisi
Seperti
objek, pelengkap tidak didahului preposisi.
Contoh : Sherina bermain piano.
2.6 Keterangan
(K)
Unsur kalimat yang
didahului preposisi disebut keterangan. Keterangan merupakan unsur kalimat yang
memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat;
misalnya, memberi informasi tentang tempat, waktu, cara, sebab, dan tujuan.
Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang
berupa frasa ditandai oleh preposisi, seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang, oleh,
dan untuk. Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan kata
penghubung, seperti ketika, karena,meskipun, supaya, jika,
dan sehingga.
Berikut ini beberapa
ciri unsur keterangan.
Bukan
Unsur Utama
Berbeda dari subjek, predikat, objek, dan pelengkap, keterangan merupakan unsur
tambahan yang kehadirannya dalam struktur dasar kebanyakan tidak bersifat
wajib.
Tidak
Terikat Posisi
Di
dalam kalimat, keterangan merupakan unsur kalimat yang memiliki kebebasan
tempat. Keterangan dapat menempati posisi di awal atau akhir kalimat, atau di
antara subjek dan predikat.
Contoh :
o Malam
ini, Suju akan kembali ke Korea.
o Mereka
memperhatikan materi dengan seksama.
Terdapat
Beberapa Jenis Keterangan
Keterangan dibedakan berdasarkan perannya di dalam kalimat.
o Keterangan Waktu
Keterangan waktu dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang
berupa kata adalah kata-kata yang menyatakan waktu, seperti kemarin, besok, sekarang, kini, lusa,siang,
dan malam. Keterangan waktu yang berupa frasa merupakan untaian
kata yang menyatakan waktu, seperti kemarin pagi, hari
Senin, 7 Mei, dan minggu depan. Keterangan waktu
yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor yang menyatakan waktu,
sepertisetelah, sesudah, sebelum, saat, sesaat, sewaktu, dan ketika.
o Keterangan
Tempat
Keterangan tempat berupa frasa yang menyatakan tempat yang ditandai oleh
preposisi, seperti di, pada, dan dalam.
o Keterangan
Cara
Keterangan cara dapat berupa frasa, atau anak kalimat yang menyatakan cara.
Keterangan cara yang berupa frasa ditandai oleh kata dengan atau secara yang
diikuti verba (kata kerja). Terakhir, keterangan cara yang berupa anak
kalimat ditandai oleh kata dengan dan dalam.
o Keterangan
Alat
Keterangan cara berupa frasa yang menyatakan cara ditandai oleh kata dengan yang
diikuti nomina (kata benda).
o Keterangan
Sebab
Keterangan sebab berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan sebab yang berupa
frasa ditandai oleh kata karena atau sebab yang
diikuti oleh nomina atau frasa nomina. Keterangan sebab yang berupa anak
kalimat ditandai oleh konjungtor karena atau lantaran.
o Keterangan
Tujuan
Keterangan ini berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan tujuan yang berupa
frasa ditandai oleh kata untuk atau demi,
sedangkan keterangan tujuan yang berupa anak kalimat ditandai oleh
konjungtor supaya, agar, atau untuk.
o Keterangan
Aposisi
Keterangan aposisi memberi penjelasan nomina, misalnya, subjek atau objek. Jika
ditulis, keterangan ini diapit tanda koma, tanda pisah (--), atau tanda kurang.
Contoh : Dosen saya, Bu Erwin, terpilih sebagai dosen teladan.
o Keterangan
Tambahan
Keterangan tambahan memberi penjelasan nomina (subjek ataupun objek), tetapi
berbeda dari keterangan aposisi. Keterangan aposisi dapat menggantikan unsur
yang diterangkan, sedangkan keterangan tambahan tidak dapat menggantikan unsur
yang diterangkan.
Contoh : Marshanda, mahasiswa
tingkat lima, mendapat beasiswa.
Keterangan
tambahan (tercetak tebal) itu tidak dapat menggantikan unsur yang diterangkan
yaitu kata Marshanda.
o Keterangan
Pewatas
Keterangan pewatas memberikan pembatas nomina, misalnya, subjek, predikat,
objek, keterangan, atau pelengkap. Jika keterangan tambahan dapat ditiadakan,
keterangan pewatas tidak dapat ditiadakan. Contoh: Mahasiswa yang
mempunyai IP tiga lebih mendapat beasiswa.
Contoh diatas
menjelaskan bahwa bukan semua mahasiswa yang mendapat beasiswa, melainkan
hanya mahasiswa yang mempunyai IP tiga lebih.
Pola Dasar Kalimat
Bahasa Indonesia
Kalimat yang kita
gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam sejumlah kalimat dasar yang
sangat terbatas. Dengan perkataan lain, semua kalimat yang kita gunakan berasal
dari beberapa pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita
masing-masing, kalimat dasar tersebut kita kembangkan, yang pengembangannya itu
tentu saja harus didasarkan pada kaidah yang berlaku.
Berdasarkan keterangan
sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat dasar ialah kalimat yang
berisi informasi pokok dalam struktrur inti, belum mengalami perubahan.
Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan keterangan
kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap. Kalimat
dasar dapat dibedakan ke dalam delapan tipe sebagai berikut.
1. Kalimat Dasar Berpola
S P
Kalimat dasar tipe ini
memiliki unsur subjek dan predikat. Predikat kalimat untuk tipe ini dapat
berupa kata kerja, kata benda, kata sifat, atau kata bilangan. Misalnya:
o Mereka
/ sedang berenang.
S
P
(kata kerja)
o Ayahnya
/ guru SMA.
S
P
(kata benda)
o Gambar
itu / bagus.
S
P
(kata sifat)
o Peserta
penataran ini / empat puluh orang.
S
P
(kata bilangan)
2. Kalimat Dasar Berpola S P O
Kalimat dasar tipe ini
memiliki unsur subjek, predikat, dan objek. subjek berupa nomina atau frasa
nominal, predikat berupa verba transitif, dan objek berupa nomina atau frasa
nominal. Misalnya:
Mereka / sedang
menyusun / karangan ilmiah.
S
P
O
3. Kalimat Dasar Berpola
S P Pel.
Kalimat dasar tipe ini
memiliki unsur subjek, predikat, dan pelengkap. Subjek berupa nomina atau frasa
nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat, dan pelengkap
berupa nomina atau adjektiva. Misalnya:
Anaknya / beternak /
ayam.
S
P
Pel.
4. Kalimat Dasar Berpola
S P O Pel.
Kalimat dasar tipe ini
memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan pelengkap. subjek berupa nomina
atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau
frasa nominal, dan pelengkap berupa nomina atau frasa nominal. Misalnya:
Dia / mengirimi / saya
/ surat.
S
P
O
Pel.
5. Kalimat Dasar Berpola
S P K
Kalimat dasar tipe ini
memiliki unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur keterangan karena
diperlukan oleh predikat. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat
berupa verba intransitif, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Mereka / berasal /
dari Surabaya.
S P
K
6. Kalimat Dasar Berpola
S P O K
Kalimat dasar tipe ini
memiliki unsur subjek, predikat, objek, dan keterangan. subjek berupa nomina
atau frasa nomina, predikat berupa verba intransitif, objek berupa nomina atau
frasa nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Kami / memasukkan /
pakaian / ke dalam lemari.
S
P
O
K
7. Kalimat Dasar Berpola
S P Pel. K
Kalimat dasar tipe ini
memiliki unsur subjek, predikat, pelengkap, dan keterangan. Subjek berupa
nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif atau kata sifat,
pelengkap berupa nomina atau adjektiva, dan keterangan berupa frasa
berpreposisi. Misalnya :
Ungu / bermain / musik
/ di atas panggung.
S
P
Pel.
K
8. Kalimat Dasar
Berpola S P O Pel. K
Kalimat dasar
tipe ini memiliki unsur subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan.
subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitif,
objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berupa nomina atau frasa
nominal, dan keterangan berupa frasa berpreposisi. Misalnya:
Dia / mengirimi /
ibunya / uang / setiap bulan.
S
P
O
Pel. K
Kalimat adalah gabungan dari dua kata atau lebih yang
menghasilkan sebuah pengertian dan pola intonasi akhir. Kalimat dapat dibagi menurut jenis dan fungsinya yang
di jelaskan pada bagian lain : Contoh :
1.
Kalimat lengkap, Kalimat tidak lengakap
2.
Kalimat aktif, Kalimat pasif
3.
Kalimat perintah, Kalimat majemuk
Contoh Kalimat secara umum :
“Universitas Gunadarma adalah salah satu universitas terbaik di Indonesia”
Unsur- Unsur kalimat
Subyek
Subjek adalah unsur pokok yang terdapat pada sebuah
kalimat di samping unsur predikat. Dengan mengetahui ciri-ciri subjek secara
lebih terperinci, kalimat yang dihasilkan dapat terpelihara strukturnya.
Predikat
Predikat juga merupakan unsur utama suatu kalimat di
samping subjek Bagian ini khusus membicarakan ciri-ciri predikat secara lebih
terperinci.
Obyek
Obyek adalah unsur pelengkap suatu kalimat.
Keterangan
Keterangan adalah unsur yang memperjelas atau
melengkapi informasi pesan-pesan kalimat
Macam-Macam Kalimat
1. Berdasarkan Nilai
informasinya (sasaran atau tujuan yang akan di capai)
a. Kalimat
berita
Kalimat berita adalah suatu bentuk kalimat
yang menyatakan suatu pernyataan berita atau peristiwa yang perlu diketahui
sendiri atau orang lain.
Contoh :
Contoh :
§ Pemerintah menunda
kenaikan harga BBM.
§ Kenaikan harga BBM
diikuti oleh kenaikan harga kebutuhan pokok.
§ Demo kenaikan harga
BBM yang dilakukan oleh mahasiswa di beberapa daerah mengakibatkan kerusakan
beberapa fasilitas umum.
b. Kalimat Tanya
Kalimat Tanya adalah suatu bentuk susunan kalimat
yang sebenarnya belum lengkap dikarenakan kalimat tersebut memerlukan suatu
jawaban sebagai bagian dari kalimat yang dimaksud.
Contoh :
Contoh :
§ Kapan akan
dilaksanakan pemilihan Gubernur DKI Jakarta periode 2012-2017?
§ Siapakah pemenang
Indonesian Idol tahun 2012?
§ Apakah perbedaan
pertamax dengan premium?
c. Kalimat perintah
Kalimat perintah adalah bentuk susunan kalimat yang
menyatakan perintah atau suruhan yang harus dikerjakan oleh orang kedua dan
hubungannya erat sekali.
1.
Suruhan
Contoh : Buanglah sampah pada tempatnya.
2.
Permintaan
Contoh : Mohon untuk dating langsung ke
kantor Sriwijaya Air untuk melakukan penambahan biaya perubhan jadal penerbangan.
3.
Larangan
Contoh: Jangan makan sambil berjalan.
d. Kalimat ajakan
Kalimat ajakan adalah bentuk susunan kalimat yang
sebenarnya juga merupakan kalimat perintah yang diperluas dan erat hubungannya
dengan orang kedua.
Contoh:
Contoh:
§ Mari kita cegah bahaya
penggunaan rokok bagi perokok pasif maupun aktif.
§ Ayo kita laksanakan
program kebersihan lingkungan di desa ini.
e. Kalimat pengandaian
Kalimat pengandaian adalah kalimat yang isinya
pengandaian suatu hal.
Contoh : Andaikan saya memiliki banyak uang, saya ingin megajak Ibu saya naik haji.
Contoh : Andaikan saya memiliki banyak uang, saya ingin megajak Ibu saya naik haji.
f. Kalimat harapan
Kalimat harapan adalah kalimat yang isinya mengharap
suatu hal. Contoh : Semoga amal perbuatan beliau diterima disisi–Nya.
2. Berdasarkan
diathesis kalimat
a. Kalimat aktif (subyek melakukan perbuatan) Kalimat aktif adalah bentuk kalimat yang
subyeknya melakukan pekerjaan yang mengenai langsung terhadap obyeknya.
Ciri-ciri :
Ciri-ciri :
1.
Subjeknya sebagai pelaku.
2.
Helsa Situmorang membaca buku. (Helsa sebagai pelaku)
3.
Predikatnya berawalan me- atau ber-.
4.
Predikatnya tergolong kata kerja aus.
Contoh :
§ Adik membaca buku.
§ Tatang bermain bola.
§ Yuli mandi di kolam
renang.
§ Wawan telah membeli
buku gambar.
b. Kalimat pasif
Kalimat pasif adalah suatu bentuk kalimat yang mana subyeknya dari klimat tersebut menderita.
Ciri-ciri :
Kalimat pasif adalah suatu bentuk kalimat yang mana subyeknya dari klimat tersebut menderita.
Ciri-ciri :
1.
Subjeknya sebagai penderita.
2.
Predikatnya berawalan di-, ter-, atau ,ter-kan.
3.
Predikatnya berupa predikat persona (kata ganti orang, disusul oleh
kata kerja yang kehilangan awalan).
3. Berdasarkan urutan
kata
a. Kalimat normal
Kalimat normal adalah kalimat yang subyeknya
mendahului predikat.
b. Kalimat
inverse
Kalimat inverse adalah kalimat yang prediakatnya
mendahului obyek.
4. Berdasarkan jumlah
inti yang menbentuknya
a. Kalimat minor
Kalimat minor ialah kalimat yang hanya mengandung satu
unsur inti atau unsur pusat. Contoh : Diam!
b. Kalimat mayor
Kalimat mayor ialah kalimat yang
sekurang-kurangnya mengandung dua unsur inti. Contoh : Ria pergi kedapur
, Tia belajar di kamar
5. Berdasarkan
pola-pola dasar
a. Kalimat inti
Kalimat inti ialah kalimat yang memiliki ciri
terdiri dari dua kata, berpola S-P, dan intonasinya netral.
b. Kalimat luas
Kalimat luas ialah kalimat inti yang sudah
diperluas dengan kata-kata baru sehingga tidak hanya terdiri dari dua kata.
c. Kalimat
transformasi
Kalimat transformasi ialah kalimat inti yang
sudah mengalami perubahan baik berupa penambahan kata maupun perbanyakan unsur
inti.
Ciri-ciri kalimat transformasi :
Ciri-ciri kalimat transformasi :
1.
Hanya terdiri dari dua kata
2.
Dua kata ini sekaligus menjadi inti kalimat (kata pertama menduduki
jabatan predikat).
3.
Urutannya adalah subyek mendahului predikat
4.
Informasinya adalah intonasi berit yang netral
6. Berdasarkan jumlah
kontur yang terdapat di dalamnya
Berdasarkan jumlah kontur yang terdapat di dalamnya, kalimat
dibedakan atas:
1.
Kalimat minim (hanya mengandung satu kontur)
2.
Kalimat panjang (mengandung lebih dari satu kontur)
Kontur adalah bagian arus ujaran yang diapit oleh dua
kesenyapan.
Contoh:
§ # Pergi! #
§ # Berita daerah
membangun # disiarkan TVRI # setiap hari #
Kalimat (i) adalah kalimat minim, sedangkan kalimat
(ii) adalah kalimat panjang.
7. Berdasarkan jumlah
klausa yang terkandung di dalamnya
Berdasarkan jumlah klausa yang terkandung di dalamnya,
kalimat dibedakan atas:
a. Kalimat tunggal
Kalimat tinggal adalah kalimat yang hanya mengandung
satu klausa/satu pola S-P.
b. Kalimat majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang mengandung lebih
dari satu klausa/lebih dari satu pola S-P) Kalimat majemuk, berdasarkan
hubungan antar klausanya dibedakan lagi atas:
1.
Kalimat majemuk setara
Kalimat majemuk setara ialah kalimat
majemuk yang klausa-klausanya sama tinggi kedudukannya. kalimat majemuk setara
dibagi menjadi 5 bagian :
1.
Kalimat Majemuk Setara Penggabungan: kalimat yang menggunakan kata penghubung
dan
2.
Kalimat Majemuk Setara Penguatan: kalimat yang menggunakan kata penghubung
bahkan
3.
Kalimat Majemuk Setara Pemilihan: kalimat yang menggunakan kata penghubung
atau
4.
Kalimat Majemuk Setara Berlawanan: kalimat yang menggunakan kata penghubung
tetapi, sedangkan, melainkan
5.
Kalimat Majemuk Setara Urutan Waktu: kalimat yang menggunakan kata
penghubung kemudian, lalu, lantas.
2.
Kalimat majemuk betingkat
Kalimat majemuk betingkat adalah dua
kalimat atau lebih kalimat tunggal yang kedudukannya berbeda yang memiliki
unsur induk kalimat dan anak kalimat.
Contoh : Ayah mencuci motor ketika matahari berada di ufuk timur.
Contoh : Ayah mencuci motor ketika matahari berada di ufuk timur.
3.
Kalimat majemuk campuran
Kalimat majemuk campuran gabungan antara
kalimat majemuk tunggal dan kalimat majemuk setara. Contoh: Andi bermain dengan
budi.
4.
Kalimat majemuk rapatan
8. Berdasarkan
Pengucapannya
Kalimat berdasarkan pengucapanya dapat dibedakan
menjadi 2 jenis, yaitu:
a. Kalimat Langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang secara cermat
menirukan ucapan orang. Kalimat langsung juga dapat diartikan kaliamt yang
memberitakan bagaimana ucapan dari orang lain (orang ketiga). Kalimat ini
biasanya ditandai dengan tanda petik dua (“….”) dan dapat berupa kalimat tanya
atau kalimat perintah.
Contoh:
Tina berkata: “Ria, jangan membuang sampah itu disembarang tempat!”
Contoh:
Tina berkata: “Ria, jangan membuang sampah itu disembarang tempat!”
b. Kalimat Tak
Langsung
Kalimat tak langsung adalah kalimat yang menceritakan
kembali ucapan atau perkataan orang lain. Kalimat tak langsung tidak ditandai
lagi dengan tanda petik dua dan sudah dirubah menjadi kalimat berita.
Contoh:
Kakak berkata bahwa dia senang melihat aku mendapatkan pekerjaan
Contoh:
Kakak berkata bahwa dia senang melihat aku mendapatkan pekerjaan
Payo comment oii
BalasHapus