BAB. I . PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Bangsa
dan negara Indonesia terdiri dari berbagai macam unsur yang membentuknya yaitu
suku bangsa, kepulauan, kebudayaan golongan serta agama yang secara keseluruhan
merupakan suatu kesatuaan. Setelah
melalui proses yang cukup panjang dalam perjalanan sejarah bangsa Indonesia
menemukan jati dirinya, yang didalamnya tersimpul ciri khas, sifat dan karakter
bangsa yang berbeda dengan bangsa lain, kemudian oleh para pendiri negara kita
dirumuskan dalam satu rumusan yang sederhana namun mendalam, yaitu Pancasila.
Dalam
hidup berbangsa dan bernegara dewasa ini terutama dalam masa reformasi, bangsa
Indonesia sebagai bangsa harus memiliki visi serta pandangan hidup yang kuat
agar tidak terombang-ambing di tengah-tengah masyarakat internasional. Dengan
kata lain bangsa Indonesia harus memiliki nasionalisme serta rasa kebangsaan
yang kuat agar setiap generasinya menjadi lebih baik dari sebelumnya.
Jadi,
secara historis bahwa nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila
sebelum dirumuskan dan disahkan menjadi dasar negara Indonesia secara objektif
historis telah dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri. Oleh karena berdasarkan
nilai-nilai yang sudah ada, agar tercipta dan tercermin nilai-nilai Pancasila
dalam generasi muda masa kini, perlu dilakukan berbagai cara agar mampu
menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam setiap diri generasi muda masing-masing.
Sehingga, generasi muda sekarang menjadi teladan bagi generasi-generasi
berikutnya.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa
itu ketahanan nasional dan nilai-nilai karakter bangsa
2. Rendahnya
Tingkat Kesadaran Ideologi Bangsa
3. Belum
dikembangkannya landasan pedagogis untuk menanamkan kesadaran terhadap
nilai-nilai karakter bangsa
4. Belum
adanya kolaborasi antar komponen bangsa dalam upaya menanamkan kesadaran
nilai-nilai karakter bangsa
C.
Tujuan Menulis
1. Mengetahui
mengenai ketahanan nasional dan nilai-nilai karakter
2. Mengetahui
rendahnya Tingkat Kesadaran Ideologi Bangsa
3. Mengetahui
belum dikembangkannya landasan pedagogis untuk menanamkan kesadaran terhadap
nilai-nilai karakter bangsa
4. Mengetahui
belum adanya kolaborasi antar komponen bangsa dalam upaya menanamkan kesadaran
nilai-nilai karakter bangsa
BAB.II. PEMBAHASAN
Pembahasan
1.
Apa itu ketahanan nasional dan
nilai-nilai karakter bangsa
Ketahanan
nasional merupakan kondisi dinamis suatu bangsa yang berisi kekuatan nasional,
didalam menghadapi dan mengatasi segala tantangan, ancaman, hambatan serta
gangguan, baik yang datang dari luar maupun yang datang dari dalam, yang
langsung maupun tidak langsung membahayakan identitas, integritas, kelangsungan
hidup berbangsa dan bernegara.
Ketahanan
nasional dirumuskan ke dalam delapan subsistem (Astagatra) yang meliputi
gatra alamiah (kondisi geografis, demografi dan sumber kekayaan alam) dan gatra
sosial (ideologi, politik, sosial dan budaya, serta pertahanan keamanan)
yang merupakan satu kesatuan. Salah satu aspek yang terdapat dalam
ketahanan nasional gatra sosial tersebut disebut ideologi. Ketahanan pada aspek
ideologi dimaksudkan untuk membentengi masyarakat terhadap segala pengaruh
ideologi baik dari luar maupun yang datang dari dalam yang dapat menghambat
pencapaian cita-cita dan tujuan nasional.
Pancasila
sebagai ideologi bangsa Indonesia berfungsi mengarahkan perjuangan bangsa
Indonesia untuk mencapai cita-citanya sehingga perannya sangat penting dalam
kehidupan negara. Pemahaman dan pengamalan nilai-nilai yang terkandung dalam
ideologi Pancasila mutlak diperlukan sebagai syarat dasar dalam upaya
mempersatukan tekad dan semangat untuk menjaga kelestarian hidup bangsa dan
Negara serta konsisten terhadap cita-cita dan tujuan bangsa yang telah
ditetapkan.
Untuk
mendukung terjaminnya pemahaman dan pengamalan nilai-nilai ideologi yang sesuai
dengan landasan bangsa dalam masyarakat, ketahanan pada aspek ideologi menjadi
sangat penting untuk selalu dijaga setiap saat. Ketahanan pada aspek
ideologi merupakan salah satu unsur yang mendukung ketahanan nasional secara
langsung. Sebagaimana diketahui, bahwa dalam ideologi Pancasila mengandung
nilai-nilai karakter bangsa terdiri dari ketuhanan, keilmuan dan
kebangsaan. Adanya keterjaminan pemahaman dan pengamalan nilai-nilai
ketuhanan, keilmuan dan kebangsaan merupakan wujud nyata dari kondisi ketahanan
nasional yang baik.
Karakter
merupakan watak, tabiat, ahlak atau kepribadian seseorang yang terbentuk dari
hasil internalisasi berbagai kebajikan(virtues) yang diyakini dan
digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan
bertindak. Menurut Rachman (2001) karakter merupakan cara berpikir dan
berperilaku yang menjadi ciri khas setiap individu untuk hidup dan bekerjasama,
baik dalam lingkup keluarga, bangsa dan negara. Individu yang berkarakter baik
adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap mempertanggungjawabkan
setiap akibat dari keputusan yang telah dia tetapkan.
Karakter
berintikan nilai-nilai yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Nilai-nilai
merupakan standar perbuatan dan sikap yang menentukan siapa kita, bagaimana
kita hidup dan bagaimana memperlakukan orang lain. Sehingga nilai-nilai dapat
dikatakan sebagai acuan bagi seluruh diri dan perilaku keseharian baik terhadap
diri sendiri maupun terhadap orang lain. Jadi pengembangan karakter bangsa
hanya dapat dilakukan melalui pengembangan karakter individu seseorang. Akan
tetapi karena manusia hidup dalam lingkungan sosial dan budaya tertentu, maka
pengembangan karakter individu seseorang hanya dapat dilakukan dalam lingkungan
sosial dan budaya yang bersangkutan.
Lingkungan
sosial dan budaya bangsa Indonesia adalah Pancasila. Jadi karakter bangsa
haruslah berdasarkan pada nilai-nilai dasar dari Pancasila. Dengan kata lain,
pembinaan karakter bangsa berarti mengembangan nilai-nilai dasar Pancasila yang
berisi tiga nilai dasar : ketuhanan, keilmuan dan kebangsaan pada diri setiap
generasi muda melalui cita, rasa dan karsa. Pancasila merupakan sumber dari
segala sumber nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
Ketahanan
nasional bangsa akan tetap dan semakin kokoh apabila didukung oleh sumber daya
manusia yang berkualitas. Makna kualitas disini, mengandung arti berkualitas
dalam hard skill maupun soft skill. Hard skill merupakan
kemampuan teknis yang dapat terlihat wujudnya yang dapat dikuasai melalui
penguasaan intelektual dan ketrampilan. Sedangkan soft skillmerupakan
kemampuan non teknis yang tidak terlihat wujudnya yang sangat diperlukan dalam
membangun karakter seseorang. Pencapaian soft skill harus
melalui pendekatan pembinaan sikap yang dilaksanakan terus menerus dan
berkelanjutan. Perkembangan soft skill harus seirama dengan hard
skill yang dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Dari
berbagai fakta yang ada, dapat disimpulkan bahwa mayoritas bangsa utamanya generasi
muda, secara umum telah mengalami degradasi nilai-nilai karakter bangsa.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi semakin tergerusnya nilai-nilai
karakter bangsa, antara lain:
Faktor
Internal. Pengaruh internal merupakan pengaruh yang berasal dari
diri pribadi, berkaitan dengan perspektif diri pribadi dalam memaknai
nilai-nilai yang diyakininya. Ketika diri pribadi memiliki persepsi yang salah
terhadap nilai-nilai yang diyakininya, maka perilaku yang muncul pasti akan
menyimpang dari nilai-nilai tersebut. Demikian pula sebaliknya, ketika diri
pribadi memiliki persepsi yang yang benar tentang nilai-nilai karakter
yang diyakininya, maka perilaku yang muncul pasti akan sesuai dan berbanding
lurus dengan nilai-nilai tersebut.
Faktor
Eksternal. Pengaruh eksternal biasanya berasal dari lingkungan
eksternal, seperti lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, media massa,
lembaga agama, dll. Pengaruh dari lingkungan eksternal tersebut bisa merubah
perspektif diri pribadi dalam memaknai nilai-nilai yang diyakininya. Pengaruh
eksternal tersebut dapat semakin memperkokoh nilai-nilai karakter yang diyakini
atau bahkan justru menghancurkannya. Dalam
Karakter bangsa juga memiliki nilai-nilai bangsa antara lain :
1. Religius
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
2. Jujur
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.
4. Disiplin
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
5. Kerja Keras
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
6. Kreatif
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
Cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.
10. Semangat Kebangsaan
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.
12. Menghargai Prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/Komunikatif
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
14. Cinta Damai
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.
15. Gemar Membaca
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli Lingkungan
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.
17. Peduli Sosial
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung Jawab
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial dan budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa.
2.
Rendahnya Tingkat Kesadaran Ideologi
Bangsa
Pengertian Ideologi Menurut para
Ahli Ideologi adalah kumpulan ide atau gagasan. Kata ideologi
sendiri diciptakan oleh Destutt de Tracy pada akhir abad ke-18 untuk
mendefinisikan "sains tentang ideas". Pengertian ideologi dapat dianggap sebagai visi yang luas,
sebagai cara memandang segala sesuatu. Pengertian
Ideologi adalah sistem
pemikiran abstrak (tidak hanya sekadar pembentukan ide) yang diterapkan pada
masalah publik sehingga membuat konsep ini menjadi intisari politik. Secara
umum,Pengertian ideologi diartikan sebagai suatu kumpulan gagasan,
ide-ide dasar, keyakinan serta kepercayaan yang bersifat sistematis yang
memberikan arah dan tujuan yang hendak dicapai dalam kehidupan nasional suatu
bangsa dan negara.Kesadaran terhadap ideologi bangsa harus
dibangkitkan dan ditingkatkan. Nilai-nilai utama Pancasila yang berisi
nilai-nilai ketuhanan, keilmuan dan kebangsaan harus ditanamkan, dipupuk dan
disemai dalam jiwa segenap generasi muda sedini mungkin melalui berbagai upaya
yang dilakukan secara terprogram, bertahap dan berkesinambungan. Generasi muda
harus memiliki tingkat kesadaran yang tinggi terhadap ideologi bangsa yaitu
Pancasila. Dengan tingginya tingkat kesadaran terhadap ideologi Pancasila,
generasi muda akan mampu memainkan peranannya dalam membangun kehidupan
berbangsa dan bernegara. Bangsa Indonesia akan mampu bangkit kembali menjadi
bangsa yang besar dan disegani oleh negara-negara lainnya di dunia. Untuk
mencapai kondisi tingkat kesadaran ideologi bangsa yang tinggi maka perlu
upaya-upaya dari Pemerintah melalui kementerian yang dipimpinnya untuk semakin
menggalakkan peningkatan kesadaran ideologi melalui berbagai upaya pembinaan
karakter seperti : penyelenggaraan pendidikan dan latihan, penataran, workshop,
seminar, diskusi, dll. Sosialisasi ideologi Pancasila juga perlu
dilakukan melalui panayangan di berbagai media massa, baik cetak maupun media
elektronika lainnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa jika generasi muda bangsa
Indonesia memiliki tingkat kesadaran ideologi bangsa yang tinggi maka ketahanan
nasional juga akan semakin kokoh.
3. Belum
dikembangkannya landasan pedagogis untuk menanamkan kesadaran terhadap
nilai-nilai karakter bangsa
Bangsa
Indonesia perlu mengembangkan landasan pedagogis untuk menanamkan
kesadaran terhadap nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Selama ini landasan
pedagogis pendidikan karakter masih mengacu pada nilai-nilai budaya dan
karakter dari bangsa asing yang bercorak pragmatis, sekuler, atau sosialisme.
Bangsa Indonesia perlu menggali kembali nilai-nilai luhur dari kebudayaan asli
yang dimilikinya atau dapat pula mengakulturasikan dengan kebudayaan yang
berasal dari bangsa lain asalkan kebudayaan tersebut sesuai dan seiring dengan
kebudayaan bangsa Indonesia. Bangsa Indonesia sebenarnya memiliki banyak
tokoh pendidikan yang dapat menjadi panutan dalam menghasilkan teori-teori
pendidikan seperti Ki Hajar Dewantara, KH. Akhmad Dahlan, KH Hasyim Asy’ari,
dr. Soetomo, dll. Melalui pemikiran tokoh-tokoh pendidikan tersebut bangsa
Indonesia sebenarnya telah memiliki beragam jenis teori pendidikan yang seiring
dengan kondisi alam dan beragamnya kultur atau budaya yang dimilikinya.
Oleh karena itu Pemerintah yang dipelopori oleh Kemendiknas perlu mengembangkan
landasan pedagogis untuk menanamkan kesadaran nilai-nilai budaya dan karakter
bangsa. Landasan pedagogis yang dikembangkan harus mengacu pada
nilai-nilai luhur dari budaya dan karakter bangsa Indonesia sendiri.
Apabila landasan pedagogis telah terumuskan, maka perlu ditindaklanjuti dengan
ujicoba di lapangan dan langsung dievaluasi dampak atau hasilnya. Ujicoba
dilaksanakan melalui siklus penciptaan dan revisi, serta merupakan proses
berkelanjutan untuk menghasilkan pemecahan masalah dan temuan-temuan metode
pendidikan yang baru. Apabila hasil ujicoba memberikan dampak yang positif,
maka landasan pedagogis tersebut dapat diterapkan dan ditetapkan sebagai salah
satu sistem pendidikan yang mengajarkan pendidikan karakter bercorak
ke-Indonesiaan.
4. Belum
adanya kolaborasi antar komponen bangsa dalam upaya menanamkan kesadaran
nilai-nilai karakter bangsa
Kolaborasi
antar komponen bangsa yang terdiri dari : orang tua, masyarakat, lembaga
pendidikan, media massa, dan lembaga agama harus segera diwujudkan, sehingga
tercapai kesamaan visi dan misi dalam menanamkan kesadaran nilai-nilai budaya
dan karakter bangsa. Masing-masing tidak bisa bekerja sendiri-sendiri, karena
masing-masing memiliki ketergantungan antara yang satu dengan yang lain.
Masing-masing komponen bangsa harus saling berkolaborasi dengan
menekankan pada kerjasama yang saling menguntungkan. Masing-masing komponen
bangsa harus menyatu membangun kekuatan dalam kebersamaan, saling peduli,
saling mendukung dan bekerja sama dalam meraih keberhasilan yaitu membangun
kesadaran nilai-nilai karakter bangsa khususnya generasi muda. Antar komponen
bangsa seperti : orang tua, keluarga, masyarakat, media massa dan lembaga
pendidikan perlu menjalin kolaborasi yang saling menguntungkan dalam upaya
menanamkan kesadaran nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Untuk itu perlu
upaya penyamaan visi dan misi dalam menangani masalah nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa.
Apabila
ketiga permasalahan yang mendasar tersebut dapat dipecahkan melalui upaya
pembinaan karakter yang terprogram dan terus menerus, maka ketahanan nasional
yang kokoh akan dapat tercapai. Ketercapaian ketahanan nasional
bangsa pada gilirannya akan mampu meningkatkan kesejahteraan,
kebudayaan dan peradaban bangsa Indonesia sebagai bangsa yang besar dan
disegani oleh negara-negara di dunia.
Sejarah
telah membuktikan bahwa hanya manusia yang berbudaya dan beradab, taat pada
nilai-nilai ajaran agamanya, menguasai dan mampu menerapkan ilmu pengetahuan untuk
memecahkan masalah kehidupan, cinta tanah air dan bangsa, akan mampu berkembang
menjadi manusia yang terampil dan unggul, karena memiliki produktifitas, dan
daya saing yang tinggi. Masyarakat dengan SDM yang unggul tersebut akan
semakin meningkatkan dan mempertahankan peradaban yang telah dicapai, yang
sejahtera dan berkeadilan.
BAB.III. PENUTUP
A.
Kesimpulan
Degradasi
karakter bangsa khususnya generasi muda yang kini dalam kondisi yang
memprihatinkan dapat diatasi melalui upaya pembinaan karakter generasi muda
yang terprogram, bertahap dan berkelanjutan. Nilai-nilai karakter yang
dibina harus selalu mengacu pada nilai-nilai dasar Pancasila yang terdiri dari
nilai-nilai ketuhanan, keilmuan dan kebangsaan. Untuk penanaman, pemahaman, dan
penguasaan terhadap nilai-nilai tersebut diperlukan landasan pedagogis yang
tepat dan sesuai dengan kebutuhan serta memerlukan kolaborasi yang harmonis
antar komponen bangsa yang meliputi: orang tua, lembaga pendidikan, lembaga
agama, media massa, dll. Keberhasilan didalam pembinaan karakter akan
dapat meningkatkan sumber daya manusia yang pada gilirannya akan mampu
memperkokoh ketahanan nasional bangsa Indonesia.
B.
Sasaran
Semoga dengan adanya
makalah ini, masyarakat semakin mengerti betapa pentingnya pembinaan
nilai-nilai pancasila dalam generasi masa kini agar gerenasi yang di kemudian
hari menjadi lebih baik lagi dari generasi sebelumnya sehingga terciptanya
nilai-nilai pancasila dalam setiap diri generasi berikutnya. Semoga dengan
adanya pembinaan nilai-nilai pancasila menjadikan negara Indonesia menjadi
negara yang berpedoman pada pancasila dan menghayati setiap sila yang tertuang
di dalam pancasila.
Daftar Pustaka
·
Amori, A. 2007. Game Object Model
Version II: a Theoritical Framework for Educational Game Development,
Educational Technology Research & Development, 55 (10): 51-77.
Darmodiharjo,dkk.
1984. Santiaji Pancasila. Surabaya: Usaha Nasional.
·
Dahlan.1998. Tantangan P4 Abad 21:
Globalisasi Wawasan dan Informasi. Makalah disajikan dalam penataran bagi calon
penatar P4 Konstekstual (Pola 144 Jam) Angkatan V, Surabaya: 23 Pebruari 1998.
·
Rachman, M. 2001. Implementasi
Pendidikan Budi Pekerti Dalam Keterpaduan Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar