KALIMAT
DALAM BAHASA
INDONESIA
A. Pengertian
Kalimat
Sekurang-kurangnya
kalimat dalam ragam resmi, baik lisan
maupun tertubs, harus memiliki subjek (S) dan prediket
(P) . Kalau ticlak memiliki unsur subjek dan unsur predikat, penyataan itu
bukanlah kalimat. Deretan kata yang seperti itu hanya dapat disebut sebagai frasa.
Inilah yang membedakan kalimat dengan frasa.
Kalimat adalah satuan
bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau
tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan
intonasi akhir. Dalam wujud tulisan berhuruf latin
kalimat dimulai dengan huruf kapital dan
diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya
(?), clan tanda seru (!). Kalau dilihat dari hal predikat, kalimat-kalimat dalam bahasa Indonesia ada dua
macam, yaitu
a. kalimat-kalimat
yang berpredikat kata kerja;
b. kalimat-kalimat
yang berpredikat bukan kata kerja.
Akan tetapi, dalam pemakaian sehari-hari kalimat yang berpredikat kata kerja lebih besar jumlahnya daripada kalimat yang berpredikat bukan kata kerja. Hal itu
membantu kita dengan muclah untuk menentukan
predikat sebuah kalimat. Oleh sebab
itu, kalau ada kata kerja dalam suatu untaian kalimat,
kata kerja itu dicadangkan sebagai predikat dalam
kalimat itu.
Contoh:
Tugas itu dikerjakan oleh
Para mahasiswa
Kata kerja dalam kalimat
ini ialah dikerjakan.
Kata dikerjakan adalah
predikat dalam kalimat ini.
Setelah ditemukan
predikat dalam kalimat itu, subjek dapat ditemukan dengan cara bertanya
menggunakan predikat, sebagai berikut.
Apa yang
dikerjakan, atau Siapa yang dikerjakan
Jawaban pertanyaan itu ialah tugas itu. Kata
tugas itu merupakan subjek kalimat. Kalau tidak ada kata yang dapat dijadikan jawaban pertanyaan itu, hal itu berarti
bahwa subjek tidak ada. Dengan demikian, pernyataan dalam bentuk deretan
kata-kata itu bukanlah kalimat.
Coba Anda bandingkan
empat pernyataan di bawah ini.
1) Berdiri
aku di senja senyap.
2) Mendirikan
pabrik baja di Cilegon.
3) Berenang
itu menyehatkan kita
4) Karena
sangat tidak manusiawi
Kalimatkah itu? Cobalah jelaskan dengan cara seperti uraian
di atas.
Ternyata,
pernyataan pertama dan ketiga merupakan kalimat, sedangkan pernyataan kedua dan keempat bukan kalimat.
Mengapa?
Marilah
kita perhatikan pernyataan di bawah ini.
Dalam ruang itu memerlukan
tiga buah kursi
Untuk menentukan apakah
kalimat itu benar atau tidak, yang mula-mula
dicari ialah predikat. Hal ini mudah kita lakukan
karetia ada kata kerja dalam pernyataan itu, yaitu memerlukan.
Kata memerlukan adalah
predikat kalimat. Setelah itu, kita mencari subjek kalimat dengan
bertanya apa/siapa yang memerlukan.
jawabnya ialah ruangan
itu.
Akan tetapi,
kata ruangan itu tidak mungkin dapat berstatus sebagai subjek karena di depan kata ruangan itu terdapat
kata dalam.
Kata dalam menandai kata di
belakangnya itu sebuah keterangan tempat. Dengan demikian, pernyataan itu tidak
bersubjek.
Bagaimana dengan pernyataan-pernyataan
berikut?
a)
Ruangan itu
memerlukan tiga buah kursi.
b)
Dalam ruangan itu
diperlukan tiga buah kursi.
Sebuah kata kerja dalam sebuah kalimat tidak
dapat menduduki status predikat kalau di
depan kata kerja itu terdapat partikel
yang, untuk, dan sebangsa dengan itu seperti pernyataan di bawah
ini.
1.
Singa yang menerkam kambing
itu.
2.
Mahasiswa yang meninggalkan
ruang kuliah.
3.
Pertemuan untuk memilih
ketua baru.
Seharusnya kata menerkam, meninggalkan, dan
memilih yang berfungsi sebagai
predikat kalimat 1,2, dan 3 tidak didahului yang atau untuk.
Kalau dalam suatu
pernyataan tidak terdapat kata kerja, kata yang dapat
kita cadangkan sebagai predikat ialah kata sifat. Di samping itu, kata bilangan dan kata benda pun dapat dijadikan
predikat. Predikat itu dapat pula berupa frasa
depan.
Tadi sudah
dikatakan bahwa mencari subjek sebuah kalimat adalah dengan cara bertanya
melalui predikat dengan pertanyaan siapa yang atau apa yang +. . .
predikat
Bagaimana halnya dengan objek? Unsur objek
dalam kalimat hanya ditemukan dalam kalimat yang berpredikat kata kerja. Namun,
tidak semua kalimat yang berpredikat kata kerja harus
mempunyai objek. Objek itu hanya muncul pada kalimat yang berpredikat kata kerja transitif. Objek tidak
dapat mendahului predikat karena predikat clan objek merupakan suatu kesatuan.
Latihan
Tunjukan pernyataan yang tergolong kalimat dan yang bukan
kalimat. Kemukakan alasan Anda.
1. Perajin yang ulet akan
memetik hasil yang memuaskan.
2. Seminar untuk memperoleh masukan tentang konservasi alam.
3. Kesenian
Bali yang sudah terkenal di mancanegara.
Jika dilihat dari segi makna kalimat, objek merupakan unsur yang harus hadir sefelah predikat yang berupa verba
transitif. Coba Anda
perhatikan pernyataan di bawah ini.
Ekspor
nonmigas mendatangkan.
Frasa ekspor nonmigas
merupakan subjek kalimat, sedangkan kata mendatangkan adalah unsur predikat yang berupa verba transitif. Kalimat ini belum memberikan informasi yang lengkap sebab belum ada kejelasan tentang mendatangkan
itu. Oleh sebab itu, agar kalimat itu dapat memberikan informasi yang jelas, predikatnya harus dilengkapi,
seperti kalimat di bawah ini.
Ekspor nonmigas
mendatangkan
keuntungan.
s p 0
Catatan
Singkatan yang digunakan
dalam buku ini adalah sebagai berikut.
S subjek
P predikat
0 objek
K keterangan
Pel. pelengkap
KB kata benda (nomina)
KK kata kerja (verba)
KS kata sifat (adjektiva)
K
Bil. kata
bilangan (numeralia)
FD frasa depan (frasa
preposisi)
KD kata depan (preposisi)
Andaikata suatu
kalimat sudah mengandung kelengkapan
makna dengan hanya memiliki subjek dan predikat yang berupa verba intransitif, objek tidak diperlukan lagi.
Kalimat di bawah ini tidak memerlukan objek.
Penanaman
modal asing berkembang.
S P
Kalimat itu sudah
lengkap dan jelas. Jadi, unsur subjeknya adalah penanaman modal
asingdan unsur predikatnya adalah berkembang.
Kalimat itu telah memberikan informasi yang jelas. Kalimat itu tidak perlu dilengkapi lagi. Andaikata di belakang unsur berkembang ditambah
dengan sebuah kata atau beberapa kata, unsur tambahan itu bukan objek,
melainkan keterangan.
Misalnya:
Penanaman modal
asing berkembang saat ini
S
P K
Dalam
seminar itu dibicarakan makalah tentang perbankan
K
P S
Di bawah ini terdapat beberapa kalimat yang berobjek dan yang
tidak berobjek.
Ia memperkaya khazanah
musik Indonesia.
S P 0
Pertemuan
ini mengimbau segenap lembaga pendidikan.
S P 0
Masalah
pangan ditangani oleh pemerintah.
S
P Pel.
Obor
persahabatan menyala terus sepanjang jalan.
S P K
B. Pola
Dasar Kalimat
Setelah membicarakan beberapa unsur
yang membentuk sebuah kalimat yang benar,
kita telah dapat menentukan pola
dasar kalimat itu sendiri. Berdasarkan penelitian para ahli, pola dasar kalimat-kalimat dalam bahasa
Indonesia adalah sebagai berikut.
1) KB + KK : Mahasiswa
berdiskusi.
2) KB + KS : Dosen itu ramah:
3)
KB + KBil. : Harga buku itu
sepuluh ribu
rupiah.
4) KB + (KD + KB) : Tinggalnya di Palembang.
5) KB1
+ KK + KB2 : Mereka menonton
film.
6) KB1 + KK + KB2 + KB3 : Paman
mencarikan saya pekerjaan.
7) KB1
+ KB2 : Rustam peneliti.
Ketujuh
pola dasar kalimat ini dapat diperluas dengan berbagai keterangan dan dapat
pula pola-pola dasar itu digabtiTig-gabungkan
sehingga kalimat menjadi luas dan kompleks.
C. Jenis
Kalimat menurut Struktur Gramatikalnya
Menurut strukturnya,
kalimat bahasa Indonesia dapat berupa kalimat tunggal dapat pula
berupa kalimat majemuk. Kalimat majemuk
dapat bersifat setara (koordinatif), tidak setara (subordinatif), ataupun campuran (koordinatifsubordinatif).
Gagasan yang tunggal dinyatakan dalam kalimat tunggal; gagasan yang
bersegi-segi diungkapkan dalam kalimat majemuk.
a. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal terdiri
atas satu subjek dan satu predikat. Pada hakikatnya, kalau
dilihat dari unsur-unsurnya, kalimat-kalimat
yang panjang-panjang dalam bahasa Indo-nesia dapat dikembalikan kepada
kalimat-kalimat dasar yang sederhana.
Kalimat-kalimat tunggal yang sedehana itulah yang terdiri atas satu subjek dan satu predikat. Sehubungan dengan itu, kalimat-kalimat yang panjang itu dapat
pula ditelusuri pola-pola pembentukannya. Pola-pola itulah'yang dimaksud dengan pola dasar kalimat. Mari kita lihat
sekali lagi pola-pola dasar kalimat tersebut.
1) Mahasiswa
berdiskusi
S:KB +
P:KK
2) Dosen
itu ramah
S:KB + P:KS
3) Harga buku itu sepuluh ribu rupiah
S:KB + P:KBil
4) Tinggalnya
di Palembang
S:KB + P:(KD + KB)
5) Mereka
menonton film
S:KB + P:KK +
O:KB
6)
Paman mencarikan
saya pekerjaan
S:KB + P:KK + O12:K-B
+ O2:KB
7) Rustam
peneliti.
S:KB +
P:KB
Pola-pola dasar kalimat int masing-masing
hendaklah dibaca sebagai berikut. -
Pola 1 adalah pola yang
mengandung subjek (S) kata benda (mahasiswa) dan predikat (P) kata kerja (berdiskusi).
Kalimat
itu menjadi Mahasiswa berdiskusi
S P
Contoh
lain:
1) Pertemuan
APEC sudah berlangsung.
S P
2)
Teori itu
dikembangkan.
S P
3) Cerita itu
sudah tersebar.
S P
4) Umur
kita bertambah terus.
S P
Pola 2 adalah
pola kalimat yang bersubjek kata benda (dosen itu) dan berpredikat kata
sifat (ramah). Kalimat itu menjadi
Dosen
itu ramah
S P
Contoh
lain:
1)
Komputernya rusak.
S P
2)
Suku bunga bank
swasta tinggi.
S P
3)
Bisnis kondominium
sangat marak.
S P
4) Atlet
itu cekatan sekali.
S P
Pola 3
adalah pola kalimat yang bersubjek kata benda (harga buku itu) clan
berpredikat kata bilangan (sepuluh ribu rupiah). Kalimat selengkapnya ialah
Harga buku itu sepuluh ribu rupiah.
S P
Contoh
lain:
1) Panjang jalan tol Cawang-Tanjung Priok tujuh belas kilometer.
S P
2) Masalahnya
seribu satu.
S P
3)
Rumahnya dua buah.
S P
4) Gedung
Bank Bumi Daya Pusat tiga puluh tingkat.
S P
Pola 4 adalah
pola kalimat yang bersubjek kata benda (tinggalnya)
dan berpredikat frasa depan yang
terdiri atas kata depan clan kata benda (di Palembang).
Kalimat ini menjadi Tinggalnya di Palembang.
S P
Contoh
lain:
1) Direktur
ke ruang kerja.
S P
S P
2) Pisau
pemotong dalam laci
S P
3)
Direktur perusahaan
kita dari tanah suci
S P
4) Cincin
ini untuk kamu.
S P
Pola 5 adalah pola kalimat yang bersubjek
kata benda (mereka) berpredikat kata kerja (menonton) dan
berobjek kata benda (film).
Kalimat
itu menjadi Mereka menonton film.
S P 0
Contoh
lain:
1)
Pesawat itu menembus
angkasa.
S P 0
2) Setiap
pemilik saham mengharapkan deviden yang memuaskan.
S P 0
3)
Pemerintah
menggalakkan ekspor nonmigas.
S
P 0
4)
Kabinet Pembangunan
VI mengutamakan pengawasan melekat.
S P O
5)
Pemerintah berusaha menyedot uang yang beredar.
S P 0
Pola 6 adalah pola kalimat yang terdiri atas
subjek kata benda (paman), predikat kata kerja (mencarikan), objek
pertama (0,) kata benda (saya), dan
objek kedua (02) kata benda (pekerjaan). Selengkapnya
kalimat itu menjadi
Paman mencarikan saya pekerjaan
S P O1 O2
Contoh
lain:
1) Dia membuatkan saya lukisan.
S P O1 O2
S P O1 O2
2)
Ajaran agama menjanjikan pemeluknya keselamatan.
S
P O1 O2
3)
Ibuku menggorengkan Ayah ikan.
S P 01 O2
4)
Rush membukakan ibunya pintu.
S P O1 O2
Pola 7 adalah pola kalimat yang bersubjek
kata benda (Rustam) dan berpredikat kata benda (penelitz). Baik
subjek maupun predikat, keduanya kata benda. Jadi, kalimat itu selengkapnya menjadi
Rustam peneliti
S P
Contoh
lain:
1) Suharto Bapak Pembangunan.
S P
2)
Dia juara.
S P
3) Chairil
Anwar tokoh penyair kenamaan.
S P
4) Pacarnya
insinyur pertanian.
S P
5) Sukarno-Hatta
proklamator RI.
S P
Ketujuh pola
kalimat di atas masing-masing terdiri atas satu kalimat tunggal. Setiap
kalima,t tunggal di atas dapat diperluas dengan menambahkan
kata-kata pada unsur-unsurnya. Dengan
menambahkan kata-kata pada unsur-unsurnya itu, kalimat akan menjadi
panjang (lebih panjang daripada kalimat asalnya), tetapi masih dapat dikenali
unsur utamanya.
Kalimat
Mahasiswa
berdiskusi
dapat
diperluas menjadi kalimat berikut.
Mahasiswa
semester III sedang berdiskusi di aula
S P K
Perluasan kalimat itu
adalah hasil perluasan subjek mahasiswa dengan semester III Perluasan predikat berdiskusi
dengan sedang, dengan menambah keterangan tempat di
akhir
kalimat.
Kalimat 2, yaitu
Dosen itu ramah
dapat diperluas menjadi
Dosen itu
selalu ramah setiap hari.
S P K
Kalimat 3, yaitu
Harga buku itu sepuluh
ribu rupiah
dapat diperluas pula dengan kalimat
Harga bukugambar besar
itu sepuluh ribu rupiah per buah
S
P K
Kalimat 4,
Tinggalnya di Palembang
dapat diperluas menjadi kalimat
Sejak dua tahun yang lalu tinggalnya di Palembang bagian selatan.
K S P
Kalimat
5, yaitu
Mereka
menonton film
dapat
diperluas menjadi kalimat
Mereka
dengan rombongannya menonton film detektif.
S P 0
Kalimat 6, yaitu
Paman mencarikan saya pekerjaan
dapat diperluas menjadi
Paman tidak
lama lagi akan mencarikan saya, keponakan
tunggalnya, pekerjaan.
S P 01 02
Kalimat 7, yaitu
Rustam peneliti
dapat diperluas menjadi
Rustam, anak Pak Camat, adalah
seorang peneliti.
S P
Dalam kalimat pola 7 ini, antara subjek clan
predikat dapat disisipkan kata adalah sebagai pengantar predikat.
Memperluas
kalimat tunggal ticlak hanya terbatas seperti pada
contoh-contoh di atas. Tidak tertutup kemungkinan
kalimat tunggal seperti itu diperluas menjadi dua puluh
kata atau lebih.
Pemerluas kalimat itu,
antara lain, terdiri atas
(1)
keterangan tempat, seperti di
sini, dalam ruangan tertutup, lewat Yogyakarta, dalam republik itu, dan sekeliling
kota;
(2)
keterangan waktu,
seperti setiap hari, pada Pukul 19.00, tahun
depan, kemarin sore, dan minggu kedua bulan ini;
(3)
keterangan alat,,seperti
dengan linggis, dengan undangundang itu, dengan sendok dan garpu, dengan
wesel pos, clan dengan cek;
(4)
keterangan
modalitas, seperti harus, barangkali, seyogyianya,
sesungguhnya, clan sepatutnya;
(5)
keterangan cara seperti dengan
hati-hati, seenaknya saja, selekas mungkin, clan dengan tergesa-gesq;
(6)
keterangan aspek,
seperti akan, sedang, sudah, dan telah.
(7)
keterangan
tujuan, seperti agar bahagia, supaya tertib, untuk
anaknya, clan bagi kita;
(8)
keterangan sebab
seperti karena tekun, sebab berkuasa, clan lantaran
panik;
(9)
frasa yang, seperti
mahasiswa yang IP-nya 3 ke atas, para atlet yang sudah menyelesaikan latihan, dan pemimpin yang memperhatikan rakyatnya;
(10) keterangan aposisi, yaitu keterangan yang sifatnya saling
menggantikan, seperti penerima Kalpataru, Abdul Rozak, atau Gubernur
DKI Jakarta, Suryadi Sudirja.
Perhatikan perbedaan keterangan alat dan
keterangan cara berikut
ini.
Dengan
+ kata benda = keterangan alat.
Dengan
+ kata kerja/kata sifat = keterangan
cara.
Contoh kemungkinan
perluasan kalimat tercantum di bawah ini.
1) Gubernur/memberikan/kelonggaran/kepada
pedagang/.
2) Gubernur
DKljakarta/memberika'n/ kelonggaran/ kepada pedagang/.
3) Gubernur
DKI Jakarta/memberikan/berbagai kelonggaran/ kepada pedagang kaki lima/.
4) Gubernur DKI Jakarta, Surjadi Sudirja,/memberikan/ berbagai
kelonggaran/kepada pedagang kaki lima/.
5) Gubernur
DKI Jakarta, Surjadi Sudirja,/sudah memberikan/ berbagai kelonggaran/kepada pedagang kaki lima/di pinggiran jalan
atau di tempat-tempat lain/.
6) Gubernur
DKI Jakarta, Surjadi Sudirja,/sudah memberikan/ berbagai kelonggaran/kepada pedagang kaki lima/di pinggiran jalan
atau di tempat-tempat lain/di lima wilayah kola/.
7) Gubernur
DKI Jakarta, Surjadi Sudirja,/sudah memberikan/ berbagai kelonggaran/kepada pedagang kaki lima/di pinggiran jalan
atau di tempat-tempat lain/di lima wilayah kota/pada bulan puasa/.
8) Gubernur
DKI Jakarta, Surjadi Sudirja,/sudah memberikan/ berbagai kelonggaran/kepada pedagang kaki lima/di pinggiran jalan
atau di tempat-tempat lain/di lima wilayah kota/pada bulan puasa hingga lebaran
nanti/.
Latihan
Tunjukanlah subjek, predikat, objek, dan
keterangan pada kalimat-kalimat berikut
dengan menggarisbawahi bagianbagian tersebut. Sebutkan pola dasar
kalimatnya.
Misalnya:
Komputer
dapat memberitahukan berbagai informasi kepada manusia dalam waktu
S
P O K tujuan K wak
yang sangat cepat.
tu
1. Mereka
juga ingin mengetahui nilai tukar valuta asing.
2. Pembelian
dalam jumlah besar sering dilakukan dengan menggunakan cek atau kartu kredit.
3. Di
Wall Street, New York, komputer menyimpan informasi tentang transaksi dagang,
sampai hal yang sekecil-kecilnya.
4. Selama
dua minggu tidak terjadi s-aatu apa pun.
5. Pada
tanggal 19 Desember 1984 pesawat-pesawat tempur Belanda menyerang kota
Yogyakarta.
6.
Presiden Soeharto hari Sabtu, 13 Desember
1986, di Istana Merdeka menerima sebagian
peserta Loka Karya Internasional tentang Wereng Coklat.
7.
Metode pembuatan kertas
yang kita kenal sekarang ditemukan oleh
Tsai Lun, seorang anggota Pengawal Kaisar Cina, Ho Ti, pada tahun 105 M.
8. Pada tahun 1995 pemerintah mengeluarkan kebijakan deregulasi
bidang otomatif.
9. Berbagai
produk industri kini telah dibuat oleh robot yang dikendalikan komputer.
10. Para
investor ingin menanamkan investasinya di kawasan timur Indonesia.
Latihan
Perluaslah
kalimat dasar berikut menjadi kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri atas dua
puluh kata.
Misalnya:
Berita tersebar
S p
S p
Pada tahun yang lalu berita tentang
biskuit beracun yang telah merenggut
beberapa nyawa manusia itu cepat sekali tersebar dari mulut ke
mulut dari kota sampai ke
pelosok desa terpencil di tanah air tercinta.
1.
Manajemen koperasi teratur.
2.
Kekayaannya melimpah.
3.
Sudah stabil perekonomian
kita.
4. Telah
diterbitkan 3.000 sertifikat Prona.
5. Asuransi
jiwasraya bermanfaat.
6. PT
Taspen berkembang.
7. Universitas
Indonesia menyelenggarakan Dies Natalis.
8. Undang-Undang
Lalu Lintas diberlakukan.
b. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara terjadi dari dua kalimat tunggal atau lebih. Kalimat majemuk ini dikelompokkan menjadi
empat jenis, sebagai berikut
1) Dua kalimat tunggal atau lebih dapat dihubungkan oleh kata dan atau sertajika kedua kalimat tunggal atau
lebih itu sejalan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk setara
perjumlahan.
Contoh:
Kami membaca-Mereka
menutis.
Kami membaca dan mereka
menulis.
Tanda koma dapat digunakan jika kalimat yang digabungkan itu
lebih dari dua kalimat tunggal.
Contoh:
Direktur tenang.
Karyawan duduk teratur.
Para nasabah antre.
Direktur
tenang, karyawan duduk
teratur, dan para nasabah antre.
2)
Dua kalimat tunggal
yang berbentuk kalimat setara itu dapat
dihubungkan oleh kata tetapi jika kalimat itu menunjukkan
pertentangan, dan hasilnya disebut kalimat majernuk setara pertentangan.
Contoh:
Amerika danjepang tergotong
negara maju.
Indonesia dan Brunei
Darussalam tergolong negara berkembang.
Amerika danjepang tergolong negara maju, t0api Indonesia dan
Brunei Darussalam tergolong negara berkembang.
Kata-kata penghubung lain yang dapat
digunakan untuk menghubungkan dua kalimat
tunggal dalam kalimat majemuk setara
pertentangan ialah kata sedangkan dan melainkan seperti
kalimat berikut.
Puspiptek
terletak di Serpong, sedangkan Industri Pesawat Terbang Nusantara terletak di
Bandung.
Ia bukan peneliti,
melainkan pedagang.
3)
Dua kalimat tunggal
atau lebih dapat dihubungkan oleh kata lalu dan
kemudian jika
kejadian
yang dikemukakannya berurutan, dan hasilnya disebut kalimat majernuk setara perurutan.
Contoh:
Mula-mula disebutkan
nama-nama juara MTQ tingkat remaja, kemudian disebutkan nama-nama
juara MTQ tingkat dewasa.
Upacara
serah terima pengurus koperasi sudah selesai, lalu Pak Ustaz membacakan doa
selamat.
4)
Dapat pula dua kalimat tunggal atau lebih
itu dibubungkan oleh kata atau jika
kalimat itu menunjukkan pemilihan, dan hasilnya disebut kalimat majemuk
setara pemilihan.
contoh:
Para
pemilik televisi membayar iuran televisinya di kantor pos yang terdekat,
atau Para petugas menagihnya ke rumah pemilik televisi langsung.
Kalimat Majemuk Setara Rapatan
Dalam kalimat majemuk
setara ada yang berbentuk kalimat rapatan, yaitu suatu bentuk yang merapatkan
dua atau lebih kalimat tunggal. Yang dirapatkan ialah unsur subjek atau unsur objek yang sama. Dalam hal seperti ini, unsur
yang sama cukup disebutkan satu kali.
Contoh kalimat
majemuk setara rapatan sebagai berikut.
1) Kami
berlatih.
Kami bertanding.
Kami berhasil menang.
Kami
berlatih, kami bertanding, dan kami berhasil menang.
Kami berlatih, bertanding,
dan berhasil menang
2) Menteri Agama tidak akan membuka seminar tentang zakat.
Menteri Agama akan menutup seminar tentang zakat.
Menteri Agama tidak akan membuka, tetapi akan menutup seminar
tentang zakat.
Latihan
Gabungkanlah
pasangan kalimat berikut menjadi empat rnacam kalimat majemuk setara. (Supaya penggabungannya logis,
kata-katanya boleh diubah, atau jika itu tidak mungkin, penggabungan cukup tiga
atau dua macam).
1.
Sepatu Bata mahal. Aku tetap membelinya
a. Perjumlahan
b. Pertentangan
c. Perurutan
d. Pemilihan
2.
Indonesia sedang membangun. Masyarakat di setiap
pelosok giat bekerja.
a.
Perjumlahan
b. Pertentangan
c. Perurutan
d. Pemilihan
c. Kalimat Majemuk Tidak
Setara
Kalimat majemuk
tidak setara terdiri atas satu suku kalimat yang
bebas clan satu suku kalimat atau lebih yang ticlak bebas. Jalinan kalimat ini menggambarkan taraf kepentingan yang berbeda-beda di antara unsur gagasan yang majemuk. Inti gagasan dituangkan ke dalam induk kalimat,
sedangkan
pertaliannya dari sudut pandangan waktu, sebab,
akibat, tujuan, syarat, dan sebagainya dengan aspek gagasan yang lain
diungkapkan dalam anak kalimat.
Contoh:
1) a. Komputer itu
dilengkapi dengan alai-alat modern. (tunggal)
b. Mereka masih dapat mengacaukan data-data komputer (tunggal).
c. Walaupun komputer itu dilengkapi dengan alat-alat modern, mereka masih dapat
mengacaukan data-data komputer itu.
2)
a.
Para
pemain sudah lelah.
b. Para pemain boleh
beristirahat.
c. Karena Para pemain
sudah lelah, Para pemain boleh beristirahat.
d. Karena
sudah lelah, Para pemain boleh beristirahat.
Sudah dikatakan
di atas bahwa kalimat majemuk taksetara terbagi
dalam bentuk anak kalimat dan induk kalimat. Induk kalimat ialah ind
gagasan, sedangkan anak kalimat ialah pertalian gagasan dengan
hal-hal lain.
Mari kita perhatikan
kalimat di bawah ini.
Apabila
engkau ingin melihat bak mandi pangs, saya akan membawamu ke hotel-hotel besar.
Anak kalimat:
Apabila engkau ingin melihat bak mandi pangs.
Induk
kalimat:
Saya akan membawamu ke
hotel-hotel besar.
Penanda anak kalimat ialah kata walaupun, meskipun, sungguhpun, karena, apabila, jika, kalau, sebab, • agar,
supaya, ketika, sehingga, setelah, sesudah, sebelum,
kendatipun, sekalipun, bahwa, dan sebagainya
Latihan
Tunjukkan induk
kalimat dan anak kalimat pada kalimat majemuk taksetara
berikut dengan mengarisbawahi bagian-bagian tersebut.
Misalnya:
Tugas yang paling sederhana pun dapat mengalami kegagalan : Induk
kalimat
jika kita melalaikan cara-cara mengerjakannya.: Anak
kalimat
1. Karena komputer bekerja cepat dalam mengolah data, produksi
dapat dengan segera disesuaikan dengan laju permintaan.
2. Suatu perhitungan akan lebih mudah dipahami jika disajikan
dalam bentuk grafik.
3. Sikap tenang dengan pandangan tajam dan ceria. itu tampak
jelas ketika bibir lelaki itu tersenyum.
4. Ini
pun belum begitu saya pahami sebelum saya tanyakan kepada dosen saya.
5.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Warren
Christoper, menyatakan bahwa skandal
penjualan senjata, ke Iran tidak akan
mengakibatkan berkurangnya hubungan Amerika Serikat dengan negara-negara
Nato.
6. Ketika
memberikan keterangan kepada wartawan, Menteri Perdagangan tampak cukup letih.
7.
Presiden Soeharto
menegaskan bahwa Indonesia tidak pernah berpangku tangan melihat
penindqsan yang dialami rakyat
kulit hitam di Afrika Selatan dan nasib rakyat Namibia yang masih berada
dalam belenggu penjajah.
8. Upaya maksimal untuk menghadirkan Icuk Sugiarto di hadapan publik Kuala Lumpur akan ditempuh apabila kondisi
pemain klub Pelita Jaya itu membaik.
9. Kita
berusaha memberantas hama wereng coklat dengan berbagai upaya agar swasembada
beras yang sudah dicapai dapat dipertahankan.
10. Mereka bertekad untuk mencapai puncak gunung itu walaupun
berbagai tantangan menghadang mereka.
Kalimat Majemuk Taksetara yang Berunsur Sama
Kalimat
majemuk taksetara dapat dirapatkan andaikata unsur-unsur subjeknya sama.
Contoh:
Kami sudah lelah.
Kami ingin pulang.
Karen sudah lelah, kami
ingin pulang.
Pada anak kalimat
terdapat kata kami sebagai subjek anak kalimat, dan pada induk kalimat terdapat pula kata kami sebagai subjek
induk kalimat. Dalam hal seperti ini, subjek itu
ditekankan pada induk kalimat sehingga subjek pada anak
kalimat boleh dihilangkan, dan bukan sebaliknya.
Perhatikan kalimat
.ini.
Karen kami sudah
lelah, kami ingin pulang. Perbaikannya:
Karen
sudah lelah, kami ingin pulang.
Jika perbaikannya seperti
berikut ini, kalimat menjadi salah.
Karena kami sudah lelah,
ingin pulang
Berdasarkan perbaikan itu diperoleh suatu kaidah sebagai berikut.
Jika dalam anak
kalimat tidak terdapat subjek, itu berard bahwa
subjek anak kalimat sama dengan subjek induk kalimat.
Perapatan
kalimat taksetara ini sering keliru. Kekehruan ini terjadi oleh kesalahan menalar suatu gagasan sehingga terjadi
percampuran perapatan antara subjek dan objek.
Contoh:
a)
Usul itu melanggar
hukum.
b)
Ia menyetujui usul
itu
Jika kedua kalimat itu
dijadikan kalimat majemuk taksetara, subjek anak
kalimat dan subjek induk kalimat harus dieksplisitkan
karena kedua subjek berbeda sehingga hasilnya harus menjadi sebagai berikut.
Karena usul itu tidak
melanggar hukum, ia menyetujui usul itu.
Dalam kalimat
majemuk taksetara ini terdapat persamaan antara subjek anak kalimat dan objek induk kalimat, yaitu usul itu. Dengan adanya
persamaan ini kadang-kadang terjadilah
perapatan antara subjek anak kalimat dan objek induk
kalimat, dalam bentuk yang salah, seperti berikut ini.
Karena tidak melanggar
hukum, ia menyetujui usul itu.
Kalimat ini tidak benar
sebab penghilangan subjek pada anak kalimat akan memberikan makna
kesamaan subjek itu dengan subjek pada induk
kalimat. Andaikata kalimat ini dibiarkan
seperti itu, kita akan memberi makna sebagai berikut.
Karena (ia) tidak melanggar hukum, ia menyetujui usul itu.
Hal ini berbeda sekah
dengan gagasan pertama, yaitu
Karena usul itu tidak melanggar hukum, ia menyetujui usul
itu.
Perhatikan kalimat berikut
ini.
1) Setelah diganti dengan pita baru, mereka tidak mengalami kesukaran
mempergunakan mesin ketik itu.
2) Sebelum
diletakkan di tengah ruangan, Para pengawas terlebih
dahulu memperbaiki kipas angin itu.
Kalimat 1) salah
karena subjek anak kalimat yang dilesapkan akan
sama dengan subjek induk kalimat. jadi, yang diganti pitanya - dengan pita baru
dalam kalimat 1) adalah mereka. Padahal,
yang diganti dengan pita baru adalah pita mesin ketik.
Perbaikan kalimat 1)
sebagai berikut.
la) Setelah mengganti pita mesin ketik dengan pita baru, mereka tidak mengalami kesukaran mempergunakan mesin ketik itu.
lb) Setelah
pita mesin ketik diganti dengan pita baru, mereka tidak mengalami kesukaran mempergunakan mesin ketik itu.
Kalimat 2) salah
karena subjek anak kalimat yang dilesapkan akan
sama dengan subjek induk kalimat, yaitu Para pengawas. Padahal, yang
diletakkan di tengah ruangan adalah kipas
angin. Agar subjek pada anak kalimat (yang dilesapkan) sama dengan subjek pada induk kalimat, perbaikannya
sebagai berikut.
2a) Sebelum diletakkan di tengah ruangan, kipas angin itu terlebih
dahulu diperbaiki Para pengawas.
2b) Sebelum
meletakkan kipas angin di tengah ruangan, Para Pengawas terlebih dahulu
memperbaiki kipas angin itu.
Perhatikan
kalimat salah yang lain.
3) Jika sudah menerima biaya yang
direncanakan, pembangunan gedung itu akan segera saya mulai.
4) Setelah membaca buku itu berulang-ulang, isinya dapat dipahami.
Kalimat
3) salah karena subjek yang dilesapkan dalam anak kalimat (seolah-olah) adalah pembangunan
gedung itu. Padahal,
yang sudah menerima biaya yang sudah direncanakan itu adalah saya.
Jadi,
kalimat (3) harus diperbaiki sebagai berikut.
3a) Jika sudah
menerima biaya yang direncanakan, saya akan segera
memulai pembangunan gedung itu.
3b) Jika biaya yang sudandirencanakanditerimapembangunan gedung
itu akan segera saya mulai.
Kalimat 4) salah karena subjek yang
dilesapkan dalarn anak kalimat (seolah-olah)
adalah isinya. Padahal, yang membaca buku itu adalah mereka. Kalimat itu akan bernalar jika diperbaiki
sebagai berikut.
4a) Setelah membaca buku itu berulang-ulang, dia dapat memahami
isinya.
4b) Setelah
buku itu dibacanya berulang-ulang, isinya dapat dipahaminya.
Contoh kalimat benar yang
lain sebagai berikut.
Setelah mendengar vonis
hakim, terdakwa menjerit histeris.
Dalam anak kalimat
tidak terdapat subjek, sedangkan dalam induk
kalimat subjeknya adalah kata terdakwa Jadi, subjek anak kalimat pun pasti kata terdakwa sehingga kalimat di
atas bermakna
Setelah
(terdakwa) mendengar vonis hakim, terdakwa menjerit histeris.
Penghilangan Kata
Penghubung
Ada beberapa kalimat
majemuk taksetara rapatan yang mencoba
mengadakan penghematan dengan menghilangkan penanda anak kalimat
sehingga kalimat itu menjadi salah.
Contoh:
Membaca surat itu,
saya sangat terkejut.
Anak kalimat:
Membaca surat itu.
Induk kalimat:
Saya sangat
terkejut.
Subjek kalimat itu
persis sama dengan subjek pada induk kalimat, yaitu saya.
Kalau tidak ada penanda
pada anak kalimat, kalimat majemuk itu tidak benar
(tidak baku). Penanda yang dapat dipakai ialah setelah
sehingga kalimat akan menjadi
Setelah
(saya) membaca surat itu, saya sangat terkejut.
Setelah
membaca surat itu, saya sangat terkejut.
Beberapa
contoh:
1. a. Memasuki masa pensiun, ia merasa mempunyai waktu
yang cukup untuk menolong orang banyak. (Salah)
b. Setelah memasuki masa Pensiun, ia merasa mempunyai waktu
yang cukup untuk menolong orang banyak (Benar)
2.
a. Menderita
penyakit jantung, ia terpaksa berurusan dengan dokter.
(Salah)
b. Karena menderita
penyakit jantung, ia terpaksa berurusan dengan
dokter. (Benar)
3.
a. Memasuki Pulau
Bali, Para pembawa Obor Persahabatan diterima
oleh pembesar Bali. (Salah)
b.Ketika memasuki Pulau Bali, Para pembawa Obor Persahabatan
diterima oleh pembesar Bali. (Benar)
4.
a.Dipimpin wasit
Muntohir dari Semarang dan disaksikan oleh 90.000
penonton, pertandingan Persija dan Persib berlangsung imbang, (Salah)
b.Ketika dipimpin wasit Muntohir dari Semarang dan disaksikan
90.000 penonton, pertandingan Persijd dan Persib berlangsung imbang, (Benar)
d. Kalimat Majemuk
Campuran
Kalimat jenis ini terdiri atas kalimat
majemuk taksetara (bertingkat) dan kalimat
majemuk setara, atau terdiri atas kalimat
majemuk setara dan kalimat majemuk taksetara (bertingkat).
Misalnya:
1)
Karena hari sudah malam, kami
berhenti dan langsung pulang.
2)
Kami pulang, tetapi mereka masih
bekerja karena tugasnya belum selesai.
Penjelasan
Kalimat pertama terdiri
atas anak kalimat karena hari sudah malam
dan
induk kalimat yang berupa kalimat majemuk setara,
kami berhenti dan langsung pulang. jadi, susunan kalimat pertama
adalah bertingkat + setara.
Kalimat kedua terdiri atas induk kalimat
yang berupa kalimat majemuk setara, kami
pulang, tetapi mereka masih bekerja, dan anak kalimat karena
tugasnya belum selesai. jadi, susunan kalimat kedua adalah setara + bertingkat.
Buatlah lima contoh
lainnya.
Latihan
Coba Anda perbaiki
kalimat-kalimat berikut.
1. Karena sering digunakan untuk kegiatan kejahatan, kini
para petugas melengkapi komputer dengan alat pengaman.
2. Karena sering kebanjiran, pemimpin unit tidak menyetujui
lokasi itu.
3. Setelah menyaksikan sendiri hasil penemuan itu, pangkat Tsai
Lun dinaikkan oleh Kaisar Gina, Ho Ti.
4. Setelah
timbang terima dengan pihak konsumen, akan diadakan pula acara pesta kecil di
kompleks itu.
5.
Sejak didirikan sampai sekarang, Pak
Musaddad berkali-kali mengubah bentuk rumahnya.
6.
Karena tidak bertemu
dengan direktur, hadiah itu dititipkannya kepada pegawai tata
usaha.
7.
Sebelum berlabuh,
barang-barang telah dibawa orang ke pinggir kapal.
8.
Karena terbukti
bersalah, Hakim Ketua memberi hukuman empat tahun penjara untuk
terdakwa.
9.
Sambil beristirahat
dari pekerjaan yang berat itu, buku cerita silat itu dibacanya hingga
selesai.
10.
Setelah dinilai
berprestasi dalam penanggulangan sampah,
Pemerintah memberikan penghargaan kepada lurah dan
warga masyarakat Desa Neglasari.
11.
Menjawab pertanyaan peserta seminar, Drs.
Sanyoto mengakui bahwa masih banyak persoalan tanah yang muncul dalam masalah
pembangunan rumah murah.
12. Berbicara masalah harga barang menjelang Lebaran tahun ini, kita merasa bangga karena kenaikannya masih
dalam batas yang wajar.
13.
Dibandingkan dengan
penampilan Ruud Gullit, penampilan Maradona
akhir-akhir ini kurang mengesankan.
14. Membangun rumah di luar kota, saya merasa tenang dan
aman.
15.
Tinggal di Madiun sepuluh tahun yang lalu,
Rayyes menyaksikan pesta massal itu.
D. Jenis
Kalimat menurut Bentuk Gayanya (Retoriknya)
Tulisan akan lebih
efektif jika di samping kalimatkalimat yang
disusunnya benar, juga gaya penyajiannya (retoriknya)
menarik perhatian pembacanya. Walaupun kalimatkalimat yang disusunnya sudah gramatikal, sesuai dengan kaidah, belum tentu tulisan ini memuaskan
pembacanya jika segi retoriknya tidak memikat. Kalimat akan membosankan pembacanya jika selalu disusun dengan konstruksi
yang nionoton atau tidak bervariasi.
Misalnya, konstruksi kalimat itu
selalu subjek-predikat-objek-keterangan, atau selalu konstruksi induk
kalimat-anak kalimat.
Menurut
gaya penyampaian atau retoriknya, kalimat majemuk
dapat digolongkan menjadi tiga macam, yaitu (1) kalimat yang melepas (induk-anak), (2) kalimat yang berklimaks (anak-induk),
dan (3) kalimat yang berimbang (setara atau campuran).
a. Kalimat yang Melepas
Jika kalimat itu disusun dengan diawali unsur utama, yaitu induk kalimat clan diikuti oleh unsur tambahan,
yaitu anak kalimat, gaya penyajian kalimat
itu disebut melepas. Unsur anak
kalimat ini seakan-akan dilepaskan saja oleh penulisnya clan kalaupun unsur ini ticlak diucapkan, kalimat itu
sudah bermakna lengkap.
Misalnya:
1) Saya
akan dibelikan vespa oleh Ayah jika saya lulus ujian sarjana.
2) Semua warga negara harus menaah segala perundang-undangan
yang berlaku agar kehidupan di negeri ini berjalan dengan tertib dan aman.
Anda buatlah lima buah
contoh lainnya.
b. Kalimat yang Berklimaks
Jika kalimat itu disusun dengan diawali oleh anak kalimat dan diikuti
oleh induk kalimat, gaya penyajian kalimat itu
disebut berklimaks. Pembaca belum dapat memahami kalimat tersebut jika
baru membaca anak kalimatnya. Pembaca akan
memahami makna kalimat itu setelah membaca induk kalimatnya. Sebelum kalimat
itu selesai,
terasa bahwa ada sesuatu yang masih ditunggu, yaitu induk kalimat. Oleh karena itu, penyajian kalimat yang konstruksinya anak-induk terasa berklimaks, clan
terasa membentuk ketegangan.
Misalnya:
1) Karena
sulit kendaraan, ia datang terlambat ke kantornya.
2) Setelah
1.138 hari disekap dalam sebuah ruangan, akhirnya tiga sandera warga negara
Prancis itu dibebaskan juga.
Anda buatlah lima buah
contoh lainnya.
c. Kalimat yang Berimbang
Jika kalimat itu disusun dalam bentuk majemuk setara atau
majemuk campuran, gaya penyajian kalimat itu disebut berimbang karena strukturnya memperlihatkan kesejajaran yang
sejalan dan,dituangkan ke dalam bangun kalimat yang bersimetri.
Misalnya:
1) Bursa
saham tampaknya semakin bergairah, investor asing dan domestik berlomba
melakukan transaksi, dan IHSG naik tajam.
2) jika
stabilitas nasional mantap, masyarakat dapat bekerja dengan tenang dan dapat
beribadat dengan leluasa.
Silakan
Anda buat lima buah contoh lainnya.
Ketiga gaya penyampaian tadi terdapat pada
kalimat majemuk. Adapun kalimat pada umumnya dapat divariasikan menjadi kalimat yang panjang-pendek, aktif-pasif,
inversi, clan pengedepanan keterangan.
E. Jenis
Kalimat menurut Fungsinya
Menurut fungsinya, jenis kalimat dapat
dirinci menjadi kalimat pernyataan,
kalimat pertanyaan, kalimat perintah, dan kalimat seruan. Semua jenis kalimat itu dapat
disajikan dalam bentuk positif clan negatif. Dalam bahasa lisan, intonasi yang khas menjelaskan kapan kita berhadapan dengan salah
satu jenis itu. Dalam bahasa tulisan, perbedaannya dijelaskan oleh
bermacam-macam tanda baca.
a. Kalimat Pernyataan
(Deklaratif)
Kalimat
pernyataan dipakai jika penutur ingin menyatakan sesuatu dengan lengkap
pada waktu ia ingin menyampaikan informasi
kepada lawan berbahasanya. (Biasanya, intonasi menurun; tanda baca
titik).
Misalnya:
Positif
1) Presiden
Suharto mengadakan kunjungan ke luar negeri.
2)
Indonesia
menggunakan sistem anggaran yang berimbang.
Negatif
1)
Tidak semua nasabah bank memperoleh kredit lemah.
2) Dalam pameran tersebut para pengunjung tidak mendapat informasi yang memuaskan tentang bisnis kondominium di kota-kota
besar.
Silakan Anda buat lima buah
contoh lainnya!
b. Kalimat Pertanyaan (Interogatif)
Kalimat pertanyaan dipakai jika penutur ingin memperoleh
informasi atau reaksi Oawaban) yang diharapkan. (Biasanya, intonasi menurun; tanda baca tanda tanya). Pertanyaan sering menggunakan kata tanya seperti bagaimana,
di mana, mengapi; berapa, dan kapan.
Misalnya:
Positif
1) Kapan
Saudara berangkat ke Singapura?
2) Mengapa
dia gagal dalam ujian?
Negatif
1) Mengapa
gedung ini dibangun tidak sesuai dengan bestek yang disepakati?
2) Mengapa
tidak semua fakir miskin di negara kita dapat dijamin penghidupannya oleh
negara?
Coba Anda buat lima buah
contoh lainnya.
c. Kalimat Perintah dan Permintaan
(Imperato
Kalimat perintah dipakai jika penutur ingin "menuyuruh" atau "melarang". orang berbuat sesuatu.
(Biasanya, intonasi menurun; tanda baca titik atau tanda seru).
Misalnya:
Positif
1) Maukah kamu disuruh mengantarkan buku ini ke Pak Sahluddinf
2) Tolong
buatkan dahulu rencana pembiayaannya.
Negatif
1)
Sebaiknya kita tidak berpikiran
sempit tentang hak asasi manusia.
2) Janganlah
kita enggan mengeluarkan zakat jika sudah tergolong, orang mampu.
Coba
Anda buat lima buah contoh lainnya!.
d. Kalimat Seruan
Kalimat seruan dipakai jika penutur ingin mengungkapkan
perasaan "yang kuat" atau yang mendadak. (Biasanya, ditandai oleh menaiknya suara pada kalimat lisan clan dipakainya tanda seru atau tanda titik pada
kalimat tulis).
Misalnya:
Positif
1) Bukan
main
cantiknya.
2) Nah,
ini dia yang kita tunggu.
Negatif
1) Aduh,
pekerjaan rumah saya tidak terbawa.
2)
Wah, target KONI di
Sea Games Hiroshima 1994 tidak tercapai.
Silakan Anda buat lima buah
contoh lainnya!.
F. Kalimat
Efektif
Kalimat efektif ialah kalimat yang
memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran
pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran pembicara atau penulis. Kalimat sangat
mengutamakan keefektifan informasi
itu sehingga kejelasan kalimat itu dapat terjamin.
Sebuah kalimat efektif mempunyai
ciri-ciri khas, yaitu kesepadanan
struktur, keparalelan bentuk, ketegasan makna, kehematan kata,
kecermatan penalaran, kepaduan gagasan, clan kelogisan bahasa.
a. Kesepadanan
Yang
dimaksud dengan kesepadanan ialah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan
struktur bahasa yang dipakai. Kesepadanan
kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan
pikiran yang baik.
Kesepadanan
kalimat itu memiliki beberapa ciri, seperti tercantum di bawah ini.
1) Kalimat itu
mempunyai subjek dan predikat dengan jelas. Ketidakjelasan
subjek atau predikat suatu kalimat, tentu saja membuat kalimat itu tidak
efektif. Kejelasan subjek dan predikat suatu kalimat dapat dilakukan
dengan menghindarkan pemakaian kata depan di,
dalam, bagi, untuk, pada,
sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya di depan subjek.
Contoh:
Bagi semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang
kuliah. (Salah).
Semua mahasiswa perguruan tinggi ini harus membayar uang kuliah.
(Benar).
2) Tidak terdapat subjek yang ganda.
Contoh:
a)
Penyusunan laporan
itu saya dibantu oleh para dosen.
b)
Soal itu saya kurang
jelas.
Kalimat-kalimat itu dapat
diperbaiki dengan cara berikut.
a)
Dalam menyusun
laporan itu, saya dibantu oleh para dosen.
b)
Soal itu bagi saya
kurang jelas.
3) Kata penghubung intrakalimat tidak
dipakai pada kalimat tunggal.
Contoh:
a) Kami
datang agak terlambat. Sehingga kami tidak dapat mengikuti acara pertama.
b) Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Sedangkan dia membeli
sepeda motor Suzuki.
Perbaikan kalimat-kalimat ini dapat dilakukan
dengan dua cara.
Pertama,
ubahlah kalimat itu menjadi kalimatmajemuk
dan
kedua gantilah ungkapan penghubung intrakalimat
menjadi ungkapan penghubung antarkalimat,
sebagai berikut.,
a) Kami datang agak terlambat sehingga kami tidak dapat mengikuti
acara pertama.
atau
Kami datang agak terlambat. Oleh karena itu, kami tidak dapat
mengikuti acara pertama.
b) Kakaknya membeli sepeda motor Honda, sedangkan dia membeli
sepeda motor Suzuki.
atau
Kakaknya membeli sepeda motor Honda. Akan tetapi, dia membeli
sepeda motor Suzuki.
4) Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang
Contoh:
a)
Bahasa Indonesia
yang berasal dari bahasa Melayu.
b)
Sekolah kami yang
terletak di depan bioskop Gunting.
Perbaikannya
adalah sebagai berikut.
a)
Bahasa Indonesia
berasal dari bahasa Melayu.
b) Sekolah kami terletak di depan bioskop Gunting.
b. Keparalelan
Yang
dimaksud dengan keparalelan adalah kesamaan bentuk
kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, kalau bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga harus menggunakan nomina. Kalau
bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.
Contoh:
a) Harga
minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes.
b) Tahap
terakhir penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, memasang
penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan
tata ruang.
Kalimat a) tidak
mempunyai kesejajaran karena dua bentuk kata yang
mewakili predikat terjadi dari bentuk yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Kalimat itu dapat diperbaiki dengan
cara menyejajarkan kedua bentuk itu.
Harga minyak dibekukan atau
dinaikkan secara luwes.
Kalimat b) tidak memiliki kesejajaran karena kata yang menduduki predikat tidak sama bentuknya, yaitu kata pengecatan, memasang, pengujian, dap pengaturan. Kalimat itu akan baik kalau diubah menjadi predikat yang nominal, sebagai
berikut.
Tahap terakhir
penyelesaian gedung itu adalah kegiatan pengecatan tembok, pemasangan
penerangan, pengujian sistem pembagian air, dan pengaturan tata ruang.
c. Ketegasan
Yang dimaksud
dengan ketegasan atau penekanan ialah suatu
perlakuan penonjolan pada ide pokok kalimat. Dalam sebuah kalimat ada ide yang perlu ditonjolkan. Kalimat itu memberi penekanan atau penegasan pada penonjolan itu. Ada berbagai cara untuk membentuk penekanan
dalam kalimat.
1) Meletakkan kata yang ditonjolkan itu di depan kalimat (di
awal kalimat).
Contoh:
Presiden mengharapkan agar rakyat membangun bangsa dan
negara ini dengan kemampuan yang ada pada dirinya.
Penekanannya ialah Presiden
mengharapkan.
Contoh:
Harapan Presiden ialah agar rakyat membangun bangsa dan
negaranya.
Penekanannya: Harapan
Presiden
jadi,
penekanan kalimat dapat dilakukan dengan mengubah posisi kalimat.
2)
Membuat urutan kata yang
bertahap.
Contoh:
Bukan seribu, sejuta, atau seratus, tetapi berjuta-juta
rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak
terlantar
Seharusnya:
Bukan seratus, seribu, atau sejuta, tetapi berjuta-juta
rupiah, telah disumbangkan kepada anak-anak
terlantar.
3)
Melakukan pengulangan kata
(repetisi)
Contoh:
Saya
suka akan kecantikan mereka, saya suka akan kelembutan mereka.
4)
Melakukan pertentangan
terhadap ide yang ditonjolkan.
Contoh:
Anak itu tidak malas dan curang, tetapi
rajin dan jujur.
5)
Mempergunakan
partikel penekanan (penegasan).
Contoh:
Saudaralah yang bertanggung jawab.
d. Kehematan
Yang dimaksud
dengan kehematan dalam kalimat efektif ialah
hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Kehematan tidak berarti harus menghilangkan kata-kata yang dapat menambah kejelasan
kalimat. Penghematan di sini mempunyai arti penghematan
terhadap kata yang memang tidak diperlukan, sejauh tidak menyalahi
kaidah tata bahasa.
Ada beberapa kriteria yang
perlu diperhatikan.
1) Penghematan dapat dilakukan dengan
cara menghilangkan pengulangan subjek.
Perhatikan contoh:
a. Karena ia tidak diundang, dia tidak datang ke
tempat
itu.
b.
Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui bahwa Presiden
datang.
Perbaikan kalimat itu
adalah sebagai berikut.
a.
Karena tidak
diundang, dia tidak datang ke tempat itu.'
b. Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa Presiden
datang.
2) Penghematan
dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi
kata.
Kata merah sudah mencakupi kata warna. Kata
pipit sudah mencakupi kata burung. Perhatikan:
la memakai baju warna
merah.
Di mana
engkau menangkap burung pipit itu?
Kalimat itu dapat diubah
menjadi
la memakai baju merah.
Di mana engkau menangkap pipit
itu?
3) Penghematan
dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
Kata naik
bersinonim dengan ke atas. Kata
turun bersinonim dengan
ke bawah. Kata hanya bersinonim dengan kata saja. Kata
sejak bersinonim dengan kata dari
Perhatikan kalimat-kalimat
di bawah ini.
a) Dia
hanya membawa badannya saja
b) Sejak
dari pagi dia bermenung.
Kalimat
ini dapat diperbaiki menjadi
a)
Dia hanya membawa badannya.
b) Sejak
pagi dia bermenung.
4) Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan
kata-kata yang berbentuk jamak, Misalnya:
Bentuk Tidak Baku Bentuk Baku
Para tamu-tamu Para
tamu
beberapa orang-orang beberapa orang
e. Kecermatan
Yang dimaksud cermat adalah bahwa kalimat
itu tidak menimbulkan tafsiran ganda, dan tepat dalam pilihan kata. Perhatikan kalimat berikut.
a) Mahasiswa
perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
b) Dia
menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Kalimat a) memiliki makna ganda, yaitu siapa
yang terkenal, mahasiswa atau perguruan tinggi.
Kalimat b) memiliki makna ganda, yaitu
berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah.
Perhatikan
kalimat berikut.
Yang diceritakan
menceritakan tentang Putra-Putri raja, Para
hulubalang, dan Para menteri.
Kalimat ini salah
pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan,
yaitu diceritakan clan menceritakan. Kalimat itu dapat
diubah menjadi
Yang diceritakan ialah
putra-putri raja, Para hulubalang, dan Para
menteri.
f. Kepaduan
Yang dimaksud
dengan kepaduan ialah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga informasi
yang disampaikannya
tidak terpecah-pecah.
1) Kalimat yang padu
tidak bertele-tele dan tidak mencerminkan cara berpikir yang tidak
sistematis.
Oleh karena itu, kita hindari kalimat yang panjang dan bertele-tele.
Misalnya:
Kita harus dapat mengembalikan kepada
kepribadian kita orang-orang kota yang telah terlanjur meninggalkan rasa kemanusiaan itu dan yang secara tidak sadar
bertindak ke luar dari kepribadian
manusia Indonesia dari sudut kemanusiaan yang adil dan beradab.
Silakan Anda perbaiki
kalimat di atas supaya menjadi kalimat yang padu.
2)
Kalimat yang padu
mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara
tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
Surat itu saya sudah
baca.
Saran
yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan.
Kalimat di atas tidak menunjukkan kepacluan sebab aspek terletak antara agen dan verbal. Seharusnya kalimat
itu
berbentuk
Surat itu sudah saya baca.
Saran yang dikemukakannya
akan kami pertimbangkan.
3)
Kalimat yang padu tidak perlu menyisipkan
sebuah kata seperd daripada atau tentang
antara predikat kata kerja clan objek penderita.
Perhatikan kalimat ini.
Mereka membicarakan
daripada kehendak rakyat.
Makalah
ini akan membahas tentang desain interior pada rumah-rumah adat.
Seharusnya:
Mereka membicarakan
kehendak rakyat.
Makalah ini akan membahas desain interior pada rumah-rumah
adat.
g. Kelogisan
Yang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu
dapat diterima oleh akal dan
penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Perhatikan kalimat di bawah
ini.
a) Waktu
dan tempat kami persilakan.
b) Untuk
mempersingkat waktu, kita teruskan acara ini.
c) Haryanto
Arbi meraih juara pertama Jepang Terbuka.
d) Hermawan
Susanto menduduki juara pertama Cina Terbuka.
e) Mayat
wanita yang ditemukan itu sebelumnya sering mondar-mandir di daerah tersebut.
Kalimat itu tidak logis (tidak masuk akal).
Yang logis adalah sebagai berikut.
a) Bapak
Menteri kami persilakan.
b) Untuk
menghemat waktu, kita teruskan acara ini.
c) Haryanto
Arbi meraih gelar juara pertama jepang terbuka.
d) Hermawan
Susanto menjadi juara pertama Cina Terbuka.
e) Sebelum
meninggal, wanita yang mayatnya ditemukan itu sering ng mondar-mandir di daerah
tersebut.
Kalimat Salah dan Kalimat
Benar.
Perhatikan kalimat-kalimat
di bawah ini.
Bentuk yang Salah
|
Bentuk yang Benar
|
Untuk mengetahui baik atau
buruknya pribadi seseorang dapat dilihat dari tingkah lakunya sehari-hari.
|
Baik atau buruknya pribadi
seseorang dapat dilihat dari tingkah lakunya sehari-hari.
|
Semoga dimaklumi.
|
Semoga Bapak dapat memakluminya.
|
Pekerjaan itu dia tidak
cocok.
|
Perkerjan itu bagi dia tidak
cocok.
|
Perkara
yang diajukan ke meja hijau
berjumlah 51 buah. Sedangkan perkara yang telah selesai disidangkan berjumlah 23 buah.
|
Perkara
yang diajukan ke meja hijau berjumlah 51 buah, sedangkan perkara yang telah selesai disidangkan berjumlah 23 buah.
|
Halamannya sangat luas, rumah
paman saya di Cibubur.
|
Halaman rumah paman saya di
Cibubur sangat luas.
|
Peringatan
hari Sumpah Pemuda beberapa mahasiswa menampilkan berbagai kegiatan
kesenian.
|
Dalam memperingati hari Sumpah Pemuda,
beberapa mahasiswa menampilkan berbagai kegiatan kesenian.
|
Segala
usaha dilakukan dalam menangani masalah devaluasi dan perbaik- an masalah keuangan.
|
Segala usaha dilakukan dalam menangani masalah devaluasi dan
memperbaiki masalah keuangan.
|
Di antara masalah Nasional yang penting itu
mencantumkan masalah susastra sebagai masalah utama.
|
a)
Di antara masalah Nasional yang penting itu tercantum masalah susastra sebagai masalah utama.
|
b) Masalah nasional
yang penting mencantumkan masalah susastra sebagai masalah utama.
|
|
Bagi
segenap sivitas akademika harap bergabung dengan Para tamu.
|
Segenap sivitas akademika harap bergabung dengan Para tamu.
|
Berita musibah gempa itu saya sudah sampaikan kepada Pak Lurah.
|
Berita musibah gempa itu sudah saya sampaikan kepada Pak Lurah.
|
Coba
Anda berteriak yang keras.
|
Coba Anda berteriak dengan keras.
|
Kami
menyelenggarakan atas pesta ini dengan penuh
tanggung jawab.
|
Kami
menyelenggarakan pesta ini
dengan penuh tanggung jawab.
|
Apa dikatakan oleh Paman?
|
Apa yang dikatakan oleh Paman?
|
Beberapa pembesar Uni Soviet
ingin berkunjung ke Indonesia.
|
a) Pembesar-pembesar Uni Soviet ingin berkunjung ke Indonesia.
|
b) Beberapa
pembesar Uni Soviet ingin berkunjung ke
Indonesia.
|
|
|
|
Latihan 14
Perbaiki kalimat berikut sesuai dengan kaidah penyusunan kalimat
yang benar.
1. Karena sudah diketahui sebelumnya, polisi segera menangkap
pelaku kejahatan itu.
2. Setelah naskah laporan disusun dengan sebaik-baiknya, barulah diseminarkan untuk memperoleh masukan dari para
ahli.
3. Selama
data-data itu belum diproses atau masih merupakan data mentah, jangan diberikan
kepada siapa pun, termasuk wartawan.
4. Hal
itu ditegaskan oleh Menteri Luar Negeri, Mochtar Kusumaatmaja, menjawab pertanyaan gencar yang dilancarkan oleh
wartawan Amerika.
5.
Pendidikan diarahkan
pada suatu perilaku yang akan menjadi
penyangga ketahanan bangsa, dan tidak jauh dalam pembentukan sikap yang bertentangan dengan Pancasila, seperti materialisme, individualisme, konsumerisme,
liberalisme, dan lain-lain.
6. Kini peluang kita untuk merebut Piala Uber menjadi lebih besar dibandingkan dengan keadaan sebelumnya, di
mana regu kita belum diperhitungkan.
7. Pejabat itu mengatakan bahwa masing-masing kultur dan suku yang ada di Indonesia memiliki nilai-nilai luhur yang
pantas dilaksanakan dan dikembangkan.
8.
Pelaksanaan kekuasaan kehakiman merupakan
lingkungan peradilan berdiri sendiri,
terpisah dari peradilan umum, militer,
dan peradilan agama sesuai pasal 10 Undang-Undang No. 14 tahun 1970.
9. Saya mengucapkan terima kasih kepada Saudara atas semua
penjelasan-penjelasannya.
10. Walaupun hanya tiga kelurahan, tetapi arealnya cukup luas dan perkembangan penduduk daerah ini sangat pesat.
11. Dalam
Undang-Undang Dasar 1945, Bab XV, Pasal 36 menyatakan
bahwa bahasa negara adalah bahasa Indonesia.
12. Jembatan layang itu belum selesai
seperti yang sudah direncanakan disebabkan
karena dananya belum dapat dicairkan semua.
13.
Tubuh kita menjadi tanggung
jawab masing-masing kita.
14. Taat
dan tunduk kepada Tuhan Yang Maha Esa adalah merupakan kewajiban kita semua.
15. Contoh
hewan Wallace, misalnya babi rusa dan anoa (sapi kate).
16. Dalam
film itu menceritakan seorang gadis kecil yang kehilangan ibunya di
tengah-tengah keramaian pasar di kota.
17. Dalam
perjalanan ke luar negeri itu Presiden mengunjungi beberapa negara-negara Timur
Tengah.
18.
Dalam bab ini akan
menelusuri sejarah kita di masa lalu.
19. Walaupun prinsip asuransi Itu sederhana, tetapi pekerjaannya
rumit dan memerlukan keterampilan banyak bidang.
20. Dalam Pasal 225, Kitab Undang-Undang Hukum Perniagaan menyatakan bahwa setiap pertanggungan hartis dibuat secara
tertulis dalam suatu akta yang dinamakan polls.
21. Dari
pandangan hukum, kontrak dengan mana sate pihak dengan menerima
sesuatu nilai yang dikenal sebagai premi,
memikul suatu risiko kerugian atau tanggung jawab yang menimpa pihak
lain.
22.Paper yang
dimuat berikut ini adalah merupakan perlengkapan
ujian akhir semester bahasa Indonesia yang berguna sebagai nilai tambahan.
23.Di dalam karya
tulis ini mengemukakan tentang bank yang mempunyai andil di dalam
masyarakat.
24. Untuk
dunia perbankan berhubungan dengan perusahaanperusahaan yang memerlukan
pelayanan jasa-jasa bank.
25. Walaupun paper ini sudah selesai penulis susun, tetapi penulis menyadari bahwa paper ini masih jauh dari sempurna.
26. Dengan mengucapkan syukur pada Tuhan Yang Maha Esa yang melimpahkan
rahmat pada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan karya
tulis ini.
27. Penyusunan dalam karya tulis ini menjelaskan faidah dari
kredit investasi kecil bagi masyarakat ekonomi lemah.
28. Kita
menga'dakan bank supaya ekonomi kita bisa hidup. Supaya ekonomi kita bisa
jalan.
29. Dilihat secara keseluruhan kegiatan usaha koperasi perikanan tampak semakin meningkat setelah adanya pembinaan
yang lebih intensif, terarah, dan terpadu.
30. Karena KIK dan KMKP dilengkapi dengan
persyaratanpersyaratan yang relatif tidak
memberatkan lagi pemohonnya.
31. la menyadari sepenuhnya kalau manusia itu tidak bisa hidup sendiri. Sehingga amatlah perlu untuk hidup bermasyarakat.
32. Melihat kesejahteraan keluarga dan anak-anaknya bertumbuh
dengan sehat.
33. Kegiatan pekan penghijauan
nasional sebagai usaha untuk memanfaatkan
tanah yang kosong agar produktif yang dapat menunjang kehidupan
masyarakat dan kesegaran lingkungan.
34. Karena
jarang mengikuti pelajaran, soal-soal yang mudah tidak mampu diselesaikannya.
35. Mendengar
berita bahwa orang tuanya meninggal, Masikah segera
minta izin kepada pimpinan kantornya dan ia langsung pulang.
36. Sebelum memastikan jenis penyakit yang diidapnya, si pasien diperiksa secara intensif oleh para juru rawat di rumah
sakit tersebut.
37. Tertarik oleh imbauan Bapak Rektor, saya berusaha menaati
segala ketentuan yang berlaku di kampus ini.
38. Dengan tujuh kios yang dimilikinya, yang sebetulnya sudah memenuhi syarat untuk menikmati hidup yang lebih
baik.
39. Di hampir setiap
kabupaten memiliki kantor cabang Bank BNI.
40. Sebelum Anda
mengerjakan tes ini, sebaiknya berdoa dahulu agar diberi petunjuk oleh
Tuhan Yang Mahkuasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar